I.
PENDAHULUAN
Pada awal munculnya teori bimbingan dan konseling
yang berawal dari pelaksanaan vocational guidance (bimbingan jabatan),
banyak tokoh yang berusaha untuk
menganalisis vocational guidance dari beberapa sudut pandang yang berbeda.
Beberapa tokoh itu antara lain Bordin, Happock, Donald E. Super, Anne Roe
(1943, 1957, 1957, dan 1957), telah memaparkan teori tentang pemilihan karier
atau jabatan. Namun, dari beberapa tokoh yang disebut diatas ditemukan pada
beberapa teori pilihan pekerjaan yang tampaknya memiliki kekurangan-kekurangan.
Dari beberapa tokoh yang mengembangkan teori pilihan jabatan diatas,
muncul John L. Holland dengan teori yang mengajukkan teori dengan pendekatan
yang lebih komprehensif dengan memadukkan ilmu-ilmu yang ada. Menurut John
Holland (1992), individu yang tertarik pada karier karena adanya kepribadian
tertentu dan berbagai variable yang merupakan latar belakang mereka.
Pilihan karier merupakan ekspresi, atau perpanjangan
kepribadian ke dalam dunia kerja, di ikuti oleh identifikasi berikutnya dengan
stereotip pekerjaan tertentu.Sebuah perbandingan diri dengan persepsi
pendudukan dan penerimaan atau penolakan selanjutnya adalah penentu utama dalam
pilihan karier. Kesesuaian pandangan seseorang tentang diri dengan prefensi
kerja menetapkan apa Holland sebut sebagai gaya pribadi modal.
Pusat untuk teori Holland adalah konsep bahwa
seseorang memilih karier untuk memuaskan modal orientasi pribadi yang disukai
seseorang. Jika individu telah mengembangkan orientasi dominan yang kuat,
kemungkinan kepuasan dalam lingkungan kerja akan sesuai.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
teori pilihan jabatan John Holland?
B.
Bagaiman
teori pengambilan keputusan karier Krumboltz?
III.
PEMBAHASAN
A.
Teori
pilihan jabatan John Holland
Nama asli John Lewis Holland (21 Oktober 1919 -
27 November 2008) beliau adalah seorang Profesor Sosiologi Emeritus di
Universitas Johns Hopkins dan seorang psikolog Amerika.
John Holland (Sharf, 1992: 45)
memandang bahwa pilihan karier dan penyesuaian karir merupakan pengembangan
dari kepribadian seseorang.Individu mengekspresikan dirinya,
ketertarikan, dan nilai-nilai melalui pilihan karir mereka.Teori ini mengemukakan bahwa adanya hubungan antara pemilihan karir dengan
tipe kepribadian yang dimiliki individu dan penting
sekali membangun keterkaitan atau kecocokan antara dua hal tersebut.[1]
Pandangan
Holland mencakup tiga ide dasar, yang masing-masing akan dijabarkan lebih
lanjut. Tiga ide dasar bersama rincianya adalah sebagai berikut :
1.
Orang-orang
dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah
satu diantara enam tipe kepribadian. Yaitu tipe realistic, tipe peneliti dan pengusut,
seniman, tipe sosial, tipe pengusaha dan tipe orang rutin. Makin mirip
seseorang dengan salah satu diantara enam tipe itu, makin tampaklah padanya
cirri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe bersangkutan. Setiap tipe
kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal. Yang merupakan hasil
dari inetraksi antara factor internal dan eksternal. Berdasarkam interaksi itu
manusia mudah belajar lebih menyukai aktifitas-aktifitas tertentu, yang
kemudian melahirkan minat-minat kuat yang pada giliranya menumbuhkan
kemampuan-kemampuan tertentu yang bersifat sangat pribadi untuk bersikap,
berfikir dan bertindak dengan cara-cara tertentu. Misalnya, lahirlah tipe
sosial yang lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, dan karena itu lebih
cenderung memasuki lingkungan jabatan yang mengandung unsur pelayanan sosial
seperti perawat, guru, pekerja sosial dan pemuka agama.
2.
Lingkungan-lingkungan
yang didalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan
sampai berapa jauh lingkungan-lingkungan itu mendekati salah satu model
lingkungan, yaitu, lingkungan realistic, lingkungan penelitian dan pengusutan,
lingkungan kesenian, lingkungan pengusaha, lingkungan yang bersuasana kegiatan
rutin. Makin mirip lingkungan tertentu dengan salah satu diantara enam model
lingkungan, makin tampaklah didalamnya corak dan suasana kehidupan yang khas
untuk lingkungan bersangkutan. Masing-masing model lingkungan hidup, termasuk
lingkungan jabatan, didominasi oleh orang-orang yang bertipe kepribadian
tertentu. Misalnya, lingkungan kesenian, didominasi oleh orang-orang yang
bertipe orang seniman, dalam arti kebanyakan orang yang hidup dan bekerja
dilingkungan itu termasuk tipe kepribadian ini.
3.
Perpaduan
antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan sesuai menghasilkan
keselarasan dan kecocokan, sehingga orang dapat mengembangkan diri dalam
lingkungan jabatan tertentu dan merasa puas. Perpaduan, pencocokan dalam
tipe-tipe kepribadian dan model-model ligkungan memungkinkan meramalkan pilihan
jabatan, keberhasilan, dan stabilitas seseorang dalam jabatan yang dipangku.
Misalnya, seseorang yang diketahui paling mendekati tipe sosial, akan lebih
cenderung memasuki jabatan dalam lingkungan pelayanan sosial karena jabatan itu
diketahui paling sesuai dengan kepribadianya sendiri dan paling memuaskan
baginya, sedangkan orang lain yang diketahui paling mendekati tipe orang rutin,
akan lebih cenderung memangku jabatan dalam lingkungan yang bersuasana kegiatan
rutin.[2]
Holland
dalam teorinya mengemukakan suatu teori umum yang berusaha mengaitkan secara
langsung orientasi pribadi dengan lingkungan termasuk segala pengaruh budaya,
teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang
penting. Baik orientasi pribadi maupun lingkungan, dirumuskan ke dalam enam dimensi,
sebagai berikut :
1.
Realistis
Orang yang realistis ialah seseorang
yang menghadapi kehidupan dngan mencari tujuan dan tugas-tugas yang obyektif
dan factual.Untuk dapat memecahkan masalah lebih efektif sering kali memerlukan
atau melakukan manipulasi benda-benda, alat-alat, mesin-mesin dan
sebagainya.Orang demikian ini sering mengarah kepada jabatan tenaga terampil
atau tidak terampil, pertanian teknik, dan sebagainya.
2.
Intelektual
Orientasi intelektual ialah
seseorang yang menghadapi kehidupan dengan menggunakan berbagai kemampuan yang
abstrak dan kreatif (kemampuan memanipulasi ide-ide, kata-kata dan
symbol-simbol).Orang-orang yang demikian paling sesuai dengan lingkungan
pekerjaan yang menghadapkan mereka pada pekerjaan yang menuntut
kemampuan-kemampuan abstrak dan kreatif disertai dengan potensi-potensi yang
lebih intelejen, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang
bersifat intelektual dan fisik.Preferensi vokasional termasuk ahli antropologi,
biologi, kimia, fisika, pekerjaan penelitian dan sebagainya.
3.
Konvensional
Orang yang konvensional ialah orang
yang menghadapi kehidupan dengan menyeleksi tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang sesuai
dengan adat istiadat dan masyarakat. Orientasi konvensional adalah menuntut
suatu proses rutin dari berbagai informasi secara sistematis. Preferensi
vokasional yang cocok ialah, ahli statistic, analisis keuangan, pengkaji
anggaran biaya, dan sebagainya.
4.
Sosial
Orang yang social adalah orang yang
menghadapi kehidupan dengan menyeleksi tugas-tugas yang memerlukan suatu
keterampilan antar pribadi dan perhatian orang lain. Preferensi vokasional yang
cocok adalah dihadapkan kepada lingkungan yang menuntut mereka menilai dan
merubah perilaku manusia.Misalnya konselor, psikologis klinis, penilik sekolah
dan sebagainya.
5.
Usaha
Orang pengusaha ialah seseorang yang
menghadapi kehidupan dengan menyeleksi tujuan dan tugas-tugas yang memerlukan
lebih banyak kemampuan verbal yang sudah tentu memerlukan enersi yang besar,
dominasi, petualangan, dan dorongan batin yang dipergunakan untuk mempengaruhi
dan mengarahkan orang lain. Preferensi vokasional yang termasuk modelorientasi
ini adalah manajer hotel, promoter olah raga, konsultan dan sebagainya.
6.
Artistik
Orang yang artistic ialah
orang-orang yang menggunakan perasaan, naluri, emosi, dan imajinasinya untuk
menciptakan bentuk-bentuk atu produk-produk seni.Orang-orang yang termasuk
model orientasi ini menitikberatkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan
melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal,
keteraturan, atau keadaan yang menuntut keterampilan fisik. Preferensi
vokasional yang termasuk model ini misalnya, ahli kartoon, ahli music,pencipta
lagu, dan sebagainya.[3]
B.
Teori pengambilan keputusan karir Krumboltz
Penggunaan
pendekatan teori social – learning dalam pemilihan karir Krumboltz, Mitchell,
dan Gelatt (1975). Teori ini merupakan upaya untuk menyederhanakan proses
pemilihan karir .Terutama didasarkan atas peristiwa – peristiwa kehidupan yang
berpengaruh terhadap penentuan pilihan karir.Dalam teori ini, proses
perkembangan karir melibatkan empat factor yaitu (1) warisan genetic dan
kemampuan khusus, (2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar,
dan (keterampilan pendekatan tugas).
1.
Warisan
genetic dan kemampuan khusus
Warisan genetic dan kemampuan khusus
mencakup sejumlah kualitas bawaan yang dapat membatasi kesempatan karir
individu.
2.
Kondisi
dan peristiwa lingkungan
Kondisi dan peristiwa lingkungan
dipandang sebagai factor yang berpengaruh yang sering kali berada diluar
control individu. Peristiwa-peristiwa dan keadaan tertentu didalam lingkungan
individu mempengaruhi perkembangan keterampilan, kegiatan dan pemilihan karir.
3.
Pengalaman
belajar
Faktor ketiga, pengalaman belajar,
mencakup pengalaman belajar instrumental dan asosiatif. Pengalaman belajar
instrumental adalah yang dipelajari individu melalui reaksi terhadap konsekuensi kegiatan belajar
dan pengaruhnya terhadap perencanaan dan perkembangan karir ditentukan terutama
oleh reinforcement atau non reinforcement kegiatan tersebut, warisan genetic
individu, kemampuan dan ketrampilan khususnya, dan tugas pekerjaan itu sendiri.
Pengalaman belajar asosiatif mencakup reaksi negative dan positif terhadap
pasangan situasi yang sebelumnya bersifat netral. Misalnya, pernyataan “ Semua poloitisi
tidak jujur” Dan “semua banker “ kaya “
berpengaruh terhadap persepsi individu tentang okupasi ini. Asosiasi seperti
ini dapat juga dipelajari.Asosiasi seperti ini dapat juga dipelajari melalui
observasi, bacaan, dan film.
4.
Keterampilan
pendekatan tugas
Faktor keempat, ketrampilan pendekatan tugas (tasks approach
skills), mencakup ketrampilan – ketrampilan yang sudah dikembangkan oleh
individu , seperti ketrampilan problem solving, kebiasaan kerja, respon
emosional, dan respon kognitif. Ketrampilan – ketrampilan ini menentukan hasil
masalah dan tugas yang dihadapi oleh individu,. Tasks approach skills sering
kali termodifikasi akibat pengalaman yang bagus maupun jelek.
Krumboltz,
menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik yang dari masing – masing
individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh- pengaruh primer
yang mengarahkan pilihan karirnya. Pengaruh tersebut mencakup :
1.
Penggeneralisasian
self berdasarkan pengalaman dan kinerja yang terkait dengan standar yang
dipelajari,
2.
Ketrampilan
yang dipergunakan dalam menghadapi lingkungan, dan
3.
Perilaku
memasuki karir seperti melamar pekerjaan atau memilih lembaga pendidikan atau
pelatihan
Pembentukan
keyakian generalisasi individu merupakan hal yang sangat penting dalam model
social – learning . Peranan konselor adalah : menelusuri asumsi – asumsi dan
keyakinan dan tindakan yang perlu dilakukan. Membantu individu memahami
sepenuhnya validitas keyakinan individu merupakan komponen utama model social
learning . Secara spesifik,. Konselor sebaiknya berusaha mengatasi masalah –
masalah berikut :
a.
Individu
mungkin tidak dapat mengakui bahwa masalah yang dihadapinya dapat diatasi (mereka
berasumsi bahwa sebagian besar masalah merupakan bagian dari kehidupan yang
normal dan tidak dapat diatasi)
b.
Individu
mungkin tidak dapat melakukan upaya yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
atau memecahkan masalah (mereka tidak banyak berusaha mengeksplorasi
alternative).
c.
Individu
mungkin tidak menyadari adanya alternative yang memuaskan ( mereka melakukan
overgeneralisasi asumsi yang salah)
d.
Individu
mungkin memilih alternative yang buruk atas alasan yang tidak tepat (individu tidak
mampu mengevaluasi karir secara realistic karena keyakinan yang salah dan
ekspektasi yang tidak realistic)
e.
Individu mungkin mengalami kekecewaan dan
kecemasan akibat persepsi bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan yang
diinginkan ( tujuannya mungkin tidak realistic atau konflik dengan tujuan lain)
Krumboltz et al. juga memberikan
beberapa observasi untuk konseling karir sebagai berikut :
a.
Pembuatan
keputusan karir merupakan ketrampilan yang dipelajari .
b.
Individu
yang mengaku telah melakukan pilihan karir memerlukan bantuan juga ( pilihan
karirnya mungkn telah dilakukan berdasarkan informasi yang tidak akurat dan
alternative yang keliru)
c.
Keberhasilan
diukur berdasarkan ketrampilan yang telah ditunjukkan mahasiswa dalam membuat
keputusan ( diperlukan evaluasi terhadap ketrampilan membuat keputusan ).
d.
Klien
berasal dari berbagai macam kelompok
e.
Klien
tidak usah merasa bersalah jika mereka tidak yakin tentang karir apa yang harus
dimasukinya.
f.
Tidak
ada satu okupasi yang dapat dipandang tepat untuk semua orang. [4]
IV.
KESIMPULAN
John Holland (Sharf, 1992: 45)
memandang bahwa pilihan karier dan penyesuaian karir merupakan pengembangan
dari kepribadian seseorang.Individu mengekspresikan dirinya,
ketertarikan, dan nilai-nilai melalui pilihan karir mereka.Teori ini mengemukakan bahwa adanya hubungan antara pemilihan karir dengan
tipe kepribadian yang dimiliki individu dan penting
sekali membangun keterkaitan atau kecocokan antara dua hal tersebut.
Penggunaan
pendekatan teori social – learning dalam pemilihan karir Krumboltz, Mitchell,
dan Gelatt (1975). Teori ini merupakan upaya untuk menyederhanakan proses
pemilihan karir .terutama didasarkan atas peristiwa – peristiwa kehidupan yang
berpengaruh terhadap penentuan pilihan karir. Dalam teori ini, proses perkembangan
karir melibatkan empat factor yaitu (1) warisan genetic dan kemampuan khusus,
(2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (keterampilan
pendekatan tugas).
V.
PENUTUP
Demikian makalah
yang dapat kami buat, sekiranya isi dalam makalah ini dapat memberikan
kemanfaatan bagi kita semua. Mohon maaf apa bila ada kesalahan dalam makalah
ini,dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Kibtiyah,
Maryatul. Bimbingan dan konseling karir dalam perspektif islam.
Semarang. 2015
Sukardi,
Dewa Ketut. Pendekatan konseling karir didalam bimbingan karir (suatu pendahuluan).Ghalia Indonesia.1989
Wingkel,W.S.
Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Gramedia widiasarana.
Jakarta. 1991
http://dachulovers.blogspot.co.id/2013/08/teori-teori-pilihan-karir-menurut-para.html.Diakses
tgl 11 mei 2016
http://dachulovers.blogspot.co.id/2013/08/teori-teori-pilihan-karir-menurut-para.html.Diakses
pada tgl 11 mei 2016
[3] Dewa Ketut Sukardi, Pendekatan Konseling Karir didalam
Bimbingan Karir (suatu pendahuluan), Ghalia Indonesia, 1989, hlm : 24-25
[4] Maryatul Kibtiyah, Bimbingan dan Konseling Karir dalam
Perspektif Islam, Semarang, 2015, hlm : 151-154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar