Senin, 30 Mei 2016

AJARAN TAREKAT DALAM SASTRA JAWA

AJARAN TAREKAT DALAM SASTRA JAWA


Tarekat yaitu artinya jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan ajaran yang di tentukan dan di contohkan oleh Nabi dan di kerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun menurun ampi kepada guru-guru, sambung menyambung dan rantai-berantai. Adapun tujuan tarekat yaitu, ilmu pengetahuan sufi dan tasawwuf, bahwa mereka membagikan ilmu dan amal itu dalam empat tingkat, sesuai dengan fitrah dan perkembangan keyakinan manusia, yaitu syari’at, tarekat, hakikat dan ma’rifat. Syeikh najmuddin Al-kubra, dalam kitab “ Jami’ul auliya” (mesir, 1331 M), mengatakan syariat itu merupakan uraian, tarekat itu merupakan pelaksanaan, hakekat itu merupakan keadaan, dan ma’rifat merupakan tujuan pokok, yakni pengenalan Tuhan yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu orang tidak dapat berhenti pada syari’at saja, mengambil tarekat atau hakekat saja. Tarekat itu lautan, hakekat itu mutiara, orang tidak dapat mencapai mutiara itu dengan tidak melalui kapal dan laut.[1]
Tidak di ragukan bahwa islam masuk ke nusantara melalui sentuhan taswuf. Ada banyak sumber sejarah yang menyatakan bahwa islamisasi di nusantara yang di lakukan oleh para da’I sufi yang memang memiliki kemampuan berdakwah  dengan model tasawuf yang menyejukan dan kontekstual.
Pada abad ke-16 dan 17, tarekat telah menjadi bagian penting di dalam kehidupan  masyarakat islam nusantara. Tarekat yang berkembang di abadi tersebut antara lain adalah tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Syattariyah, Naqsyabandiyah, samaniyah dan alawiyah. Beberapa tarekat lain, seperti Tijaniyah baru berkembang pada abad ke-20. Tarekat Qadariyah wa Naqsyabandiyah berkembang sekitar tahun 1850-an berkat tokoh tasawuf asal Kalimantan yang bermukin da makkah, yaitu Syaikh Ahmad Khatib Sambasi. Beliau merupakan tokoh yang berhasil memadukan antara tarekat Qadariyah dan Naqsyabandiyah.
Di Indonesia, sebagaimana kajian Van Bruinessen maka tarekat yang paling banyak pengaruhnya dalah tarekat qadiriyah wa naqsyabandiyah. Tarekat ini memiliki penganut hampir di seluruh nusantara, pengaruh terbesar tentunya di Jawa.[2]
Tarekat Naqsyabandiyah di jawa:      

MONITORING DAN EVALUASI DALAM PELAKSANAAN PENYULUHAN AGAMA

MONITORING DAN EVALUASI DALAM PELAKSANAAN PENYULUHAN AGAMA

I.                   RUMUSAN MASALAH

A.     Apa pengertian Monitoring?
B.     Apa saja fungsi Monitoring?
C.     Bagaimana Monitoring dalam pelaksanaan Penyuluhan Agama?
D.     Apa pengertian Evaluasi?
E.      Apa saja fungsi Evaluasi?
F.      Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan Penyuluhan Agama?

KONSEP TUHAN DAN MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSAFAT

KONSEP TUHAN DAN MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSAFATvvKONSEP TUHAN DAN MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSAFAT

I.                   PENDAHULUAN
Allah SWT merupakan sang pencipta manusia dan alam semesta yang disebut dengan khalik (sang pencipta) namun sering disebut juga dengan Al-Rabb, Rabb al-Alamin, Rabb kulli syai’. Berdasarkan kata dasar dari Rabb yaitu memperbaiki, mengurus, mengatur dan juga mendidik. Rabb biasa diterjemahkan dengan Tuhan yang mengandung pengertian sebagai Tarbiyah (yang menumbuhkembangkan sesuatu secara bertahap dan berangsur-angsur sampai sempurna), juga sebagai murabbi (yang mendidik). Dengan demikian sebagai al-rabb, atau rabb al-alamin, Allah adalah yang mengurus, mengatur, memperbaiki proses penciptaan alam semesta. Manusia mempunyai dua komponen yaitu jasmani dan rohani. Dengan kelengkapan fisik atau jasmani manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya yang memerlukan dukungan fisik dan dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan dukungan mental.


II.                RUMUSAN MASALAH
A.      Apa pengertian filsafat?
B.      Bagaimana Filsafat ketuhanan dan konsep Tuhan dalam pandangan filsafat?
C.      Bagaimana konsep manusia dalam pandangan filsafat?


HADITS PERNIKAHAN

HADITS PERNIKAHAN

I.         PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan sunah Nabi yang sangat dianjurkan. Rumah tangga yang berpegang pada syari’at Allah swt. adalah fondasi yang utama.
Pernikahan adalah suatu peristiwa yang fitrah, dan sarana paling agung dalam memelihara keturunan dan memperkuat antar hubungan, antar sesama manusia yang menjadi sebab terjaminnya ketenangan cinta dan kasih sayang.
Dibalik anjuran Nabi kepada umatnya untuk menikah, pastilah ada hikmah yang bisa diambil. Diantaranya yaitu agar bisa menghalangi mata dari melihat hal-hal yang tidak di ijinkan syara’ dan menjaga kehormatan diri dari jatuh pada kerusakan seksual.
Islam sangat memberikan perhatian terhadap pembentukan keluarga hingga tercapai sakinah, mawaddah, dan warahmah dalam pernikahan. Dalam makalah ini, pemakalah akan membahas tentang pernikahan baik dari segi pengertian, hokum, rukun, syarat, dan lain-lainnya berdasarkan hadits Nabi.
II.      RUMUSAN MASALAH
1.         Apa yang dimaksud dengan Pernikahan?
2.         Bagaimana Hadits Tentang Nikah Sebagai Sunnah Nabi?
3.         Bagaimana Hadits Tentang Anjuran untuk Nikah?
4.         Bagaimana Hadits Tentang  Cara Memilih Jodoh?


DAKWAH DI BIDANG BUDAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Meninjau kembali unsur-unsur dakwah salah satunya adalah “media”. Media adalah alat untuk bagaimana sebuah dakwah dapat tersampaikan kepada mad’u dengan baik, tentunya media untuk menyampaikan dakwah sangatlah berakagam, selain menggunakan media masa atau komunikasi dakwah juga dapat disampaikan menggunakan media pendidikan, politik, dan kebudayaan tentunya.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas dakwah menggunakan media kebudayaan, bagaimana prosesnya, dan siapa saja yang telah berhasil berdakwah menggunakan media ini. Yang telah kami susun menjadi sebuah makalah “Dakwah di Bidang Budaya”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertaian dakwah dan budaya?
2.      Bagaimana dakwah di bidang budaya?
3.      Bagaimana setrategi dakwah di bidang budaya?
4.      Siapa pelopor dakwah di bidang budaya?

KONFORMITAS DAN KEPATUHAN

KONFORMITAS DAN KEPATUHAN

I.                   PENDAHULUAN
Seringkali, orang atau organisasi berusaha agar pihak lain menampilkan tindakan tertentu pada saat pihak lain tersebut tidak ingin melakukannya. Bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut, kita menyebutnya Konformitas. Bila orang menampilkan perilku tertentu karena tuntutan meskipun mereka lebih suka  tidak menampilkannya kita menyebut Ketaatan atau Kepatuhan.  Kita dapat memandang konformitas sebagai bentuk khusus dari ketaatan yang di lakukan karena ada tekanan kelompok tetapi sebenarnya konformitas merupakan gejala penting yang harus kita pandang secara terpisah.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Konformitas?
B.     Faktor apa yang mempengaruhi timbulnya seseorang melakukan Konformitas?
C.     Apa pengertian Kepatuhan?
D.    Faktor apa yang menyebabkan Kepatuhan?
E.     Bagaimana teori para ali tentang Konformitas dan Kepatuhan?

SIKAP

       I.         

PENDAHULUAN
Sikap merupakan masalah yang penting dan menarik dalam lapangan psikologi, khususnya psikologi sosial, karena sikap sering digunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa. Meskipun demikian, sikap negatif seseorang terhadap suatu obyek tidak selalu memunculkan tingkah laku yang negatif terhadap obyek tersebut. Misalnya seseorang bawahan yang mempunyai sikap negatif terhadap tindakan atasanya tidak otomatis menjanjikan bahwa bawahan tersebut akan berperilaku negatif terhadap pimpinannya tersebut. Hal ini dikarenakan adanya aspek lain yang mempengaruhi munculnya tingkah laku seseorang. Dalam kaitan perilaku bawahan terhadap atasan, mugkin saja faktor kekuatan bila ia bertindak negatif maka ia akan dipecat menjadi salah satu faktor penghambat munculnya perilaku negatif tersebut.
Salah satu hal yang menarik dari perilaku manusia yang membuatnya menjadi kompleks adalah sifat diferensial (keragamannya). Seseorang dapat merespon tertentu dalam menghadapi stimulus atau obyek pada suatu saat, tetapi dapat pula merespon yang lain pada saat yang berbeda (meskipun stimulusnya sama). Misalnya saja, pada saat perasaan hatinya sedang gembira seseorang tidak merasa keberatan bila diajak bercanda atau digoda oleh temannya, bahkan ia memberikan respons yang positif sehingga suasana bercanda dan berkelakar tersebut berkembang menjadi semakin hidup. Tetapi ketika ia sedang dalam kesulitan maka ia dapat memberikan respons yang berbeda, seperti marah, meerasa tersinggung, atau meninggalkan temannya yang mengajaknya bercanda.
    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang disebut Sikap ?
B.     Bagaimana ciri-ciri sikap ?
C.     Bagaimana kita mengetahui terbentuk dan perubahan dari sikap ?


ISLAM NORMATIF DAN HISTORIS

I.     PENDAHULUAN
       Agama pada awalnya berupa teks Tuhan, turun kedalam kehidupan umat manusia untuk menuntun manusia menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai, aturan, dan etika yang telah digariskan Tuhan. Seiring dengan berakhirnya masa kerasulan Muhammad SAW, tidak berarti studi tentang agama terhenti begitu saja. Perbincangan dan studi  mengenai agama seolah tidak pernah selesai dan usang dimakan zaman.
      Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk perkembangan ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan yang begitu pesat relatif mempercepat jarak perbedaan budaya antara satu wilayah dan wilayah yang lain. Hal demikian pada gilirannya juga berpengaruh cukup besar terhadap kesadaran manusia tentang apa yang disebut fenomena agama. Studi agama untuk era sekarang tidak lagi dapat didekati dan dipahami hanya lewat pendekatan teologis-normatif semata. Akan tetapi, perlu juga memperhatikan aspek historis-empiris-kritis.
            Ketika melakukan studi/penelitian tentang agama Islam, perlu lebih dahulu ada kejelasan Islam pada level mana yang akan diteliti. Maka penyebutan Islam normatif dan historis adalah salah satu dari penyebutan level tersebut. Untuk memahami seperti apakah Islam normatif dan historis, akan lebih lanjut dipaparkan dalam makalah ini.

II.  PERMASALAHAN
A. Apa pengertian Islam Normatif?
B. Apa pengertian Islam Historis?
C. Bagaimanakah Pengelompokan Islam Normatif?
D. Bagaimanakah membangun Universalisme Islam?

KONSEP DASAR ISLAM DALAM MEMANDANG PERILAKU BERMASALAH

I.                   PENDAHULUAN
Agama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber dari dari Allah swt. Oleh karena itu, al-qur’an sebagai sumber utama ajaran islam memiliki kebenaran mutlak. Kebanyakan manusia hanya sebatas mengakui kebenaran itu, namun mereka tidak ingin atau belum memiliki kebenaran untuk mengaplikasikan al-qur’an itu dalam seluruh aspek ilmu pengetahuan dan kehidupan. Seolah-olah antara agama, sains dan kehidupan terpisah adanya. Hal inilah yang menjadi sebab utama manusia mengalami kegagalan dalam mengulangi dan mencari berbagai solusi terhadap ujian dan persoalan kehidupan.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah?
2.      Apa penyebab perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?
3.      Bagaimana cara mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?

AYAT-AYAT TENTANG KEWAJIBAN DAKWAH

AYAT-AYAT TENTANG KEWAJIBAN DAKWAH

I.                   PENDAHULUAN
Secara theologis, dakwah merupakan bagian dari tugas suci umat islam, secara sosiologis, kegiatan dakwah apapun mebtuk dan konteksnya akan dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka menumbuhkan dan mewujudkan ke ahlian individual dan ke ahlian sosial, yaitu pribadi yang memiliki kasih sayang terhadap sesamanya dan mewujudkan tatanan masyarakat marhamah yang dilandasi kebenaran tauhid, persamaan derajat, semangat persaudaraan, kesasaran akan arti penting kesejahteraan bersama, dan penegakan keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Dakwah secara bahasa berarti seruan panggilan, undangan atau doa sedangkan secara istilah sesuai dengan yang diungkapkan dalam QS An-Nahl 125. Yaitu mengajak manusia kepada jalan allah secara menyeruluh, baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar muslim dalam mewujudkan nilai-nilai ajaran islam dalam realitas kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dalam semua segi kehidupan secara komprehensip sehingga terwujud khoirul ummah.
Dengan adanya pengertian diatas, maka jelaslah bahwa kegiatan dakwah baik hanya dilakukan oleh para ulama, melainkan kegiatan dakwah wajib bagi manusia yang ada dibumi. Maka dari itu, pemakalah akan sedikit menupas tentang ayat-ayat Al-Quran tentang kewajiban dakwah.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana tafsir surat As-shaf ayat 2 dan 3?
B.     Bagaiaman tafsir surat Al-baqarah ayat 44?



TEKNIK KOMUNIKASI KONSELING (ATTENDING, STRUCTURING DAN BERTANYA)

I.                   PENDAHULUAN
Ketrampilan konseling merupakan salah satu aspek penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses konseling yang dibangun oleh konselor. Dengan demikian penguasaan konselor teradap ketrampilan-ketrampilan tersebut merupakan jembatan menuju terbangunnya hubungan interpersonal efektif yang di harapkan berujung pada terfasilitasinya perkembangan klien kearah perkembangan yang optimal. Ketrampilan konseli dapat dikuasai melalui berbagai pelatihan, baik pelatihan mandiri, terbimbing, maupun pelatian dengan memanfaatkan kemampuan  antara konselor.
Apapun model pelatiannya yang terpenting adalah termanfaatkannya umpan balik guna meningkatkan kemampuan penguasaan ketrampilan-ketrampilan tersebut.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian Attending, Structuring dan Pertanyaan ?
B.     Bagaimana Langkah-Langkah Konseling Attending, Structuring dan Pertanyaan ?
C.     Bagaimana Contoh Narasi dari Proses Konseling ?

TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA (BKA)

TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA


       I.            PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sifatnya hanya merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui dari pengertian atau definisinya. Bahwa bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan  dari seorang yang ahli (konselor) kepada orang yang memiliki masalah (klien) untuk membantu mengatasi masalah.

Oleh karena itu, dalam proses bimbingan konseling agama agar dalam proses bimbingan konseling agama itu lancar, sesuai dengan rencana, maka dalam proses bimbingan harus mempunyai tujuan. Karena kalau dalam proses bimbingan konseling agama tidak mempunya tujuan yang ingin dicapai maka akan lama atau susah dalam membantu masalah klien. Sehingga tujuan dalam proses bimbingan konseling itu sangat penting. Maka dari itu seorang konselor harus mengetahui tujuan dari bimbingan itu sendiri. Selain konselor harus mengetahui tujuan dari bimbingan konseling, konselor juga harus mengetahui fungsi dari bimbingan konseling agama.

    II.            RUMUSAN MASALAH

A.    Apa tujuan bimbingan konseling agama ?
B.     Apa fungsi bimbingan konseling agama ?


Rabu, 11 Mei 2016

KONFORMITAS DAN KEPATUHAN

I.                   PENDAHULUAN
Seringkali, orang atau organisasi berusaha agar pihak lain menampilkan tindakan tertentu pada saat pihak lain tersebut tidak ingin melakukannya. Bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut, kita menyebutnya Konformitas. Bila orang menampilkan perilku tertentu karena tuntutan meskipun mereka lebih suka  tidak menampilkannya kita menyebut Ketaatan atau Kepatuhan.  Kita dapat memandang konformitas sebagai bentuk khusus dari ketaatan yang di lakukan karena ada tekanan kelompok tetapi sebenarnya konformitas merupakan gejala penting yang harus kita pandang secara terpisah.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Konformitas?
B.     Faktor apa yang mempengaruhi timbulnya seseorang melakukan Konformitas?
C.     Apa pengertian Kepatuhan?
D.    Faktor apa yang menyebabkan Kepatuhan?
E.     Bagaimana teori para ali tentang Konformitas dan Kepatuhan?

GENDER ANALYSIS TOOL

GENDER ANALYSIS TOOL

I.                   PENDAHULUAN
Pengarus utamaan Gender adalah suatu strategi yang di tempuh untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
 
Dalam menerapkan strategi tersebut diperlukan suatu alat (tools) yang menjadi dasar dari setiap proses pengarusutamaan gender baik dalam aspek kebijakan, program dan kegiatan yang akan dikembangkan atau dilaksanakan. Alat tersebut adalah analisis gender yang variatif namun kesemuanya dimulai dengan penyediaan data dan fakta serta informasi tentang gender. Ada banyak model yang sering digunakan tetapi, dalam makalah ini akan dibahas 4 model alat analisis gender yaitu teknik Harvard, teknik Moser, teknik GAP dan Teknik Longwe.
Dengan Analisis Gender diharapkan kesenjangan gender dapat di identifikasi dan di analisis sehingga dapat di temukan factor-faktor penyebabnya serta langkah-langkah pemecahan masalahnya secara tepat.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Gender Analisis Tool?
2.      Bagaimana Teknik-teknik Analisis Tool?
3.      Mengapa Teknik Analisis Gender perlu?

KONSEP DASAR ISLAM DALAM MEMANDANG PERILAKU BERMASALAH

I.                   PENDAHULUAN
Agama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber dari dari Allah swt. Oleh karena itu, al-qur’an sebagai sumber utama ajaran islam memiliki kebenaran mutlak. Kebanyakan manusia hanya sebatas mengakui kebenaran itu, namun mereka tidak ingin atau belum memiliki kebenaran untuk mengaplikasikan al-qur’an itu dalam seluruh aspek ilmu pengetahuan dan kehidupan. Seolah-olah antara agama, sains dan kehidupan terpisah adanya. Hal inilah yang menjadi sebab utama manusia mengalami kegagalan dalam mengulangi dan mencari berbagai solusi terhadap ujian dan persoalan kehidupan.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah?
2.      Apa penyebab perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?
3.      Bagaimana cara mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?

Selasa, 10 Mei 2016

FILSAFAT AL GHAZALI

A.    Pendahuluan
Ketika filsafat Islam dibicarakan, maka terbayang disana hadir beberapa tokoh yang disebut sebagai filosof muslim seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, dan seterusnya. Kehadiran para tokoh ini memang tidak bisa dihindarkan,  karena dari merekalah kita dapat mengenal filsafat islam, akan tetapi juga karena pada mereka benih-benih filsafat Islam dikembangkan.
Dalam makalah ini, akan memaparkan mengenai filsafat Al-Ghazali, seorang ulama besar yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap Islam dan filsafat Dunia Timur. Beliau adalah seorang sufi sekaligus seorang teolog yang mendapat julukan Hujjah al- Islam. Pemikiran Al-Ghazali begitu beragam dan banyak,  mulai dari pikiran beliau dalam bidang teologi (kalam), tasawuf, dan filsafat. Dalam Hal ini akan dibahas tentang filsafat Al-Ghazali (biografi, karya-karya, pemikiran-pemikiran alghazali)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAP

I.                   Latar belakang

Setiap manusia di dunia ini memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang lain. Dengan demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan suatu komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi tersebut tidak akan terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari komunikan, komunikator, ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila antara komunikator dengan komunikan memahami isi pesan yang disampaikan atau diterima dan komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi Atraksi Imterpersonal. Atraksi Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi Interpersonal karena atraksi interpersonal dapat berpengaruh pada keefektifan komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.

Dalam psikologi sosial terdapat dua pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan ada yang menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu).

Pada tahun 1908 terdapat dua pemikiran yang berbeda yaitu pemikiran yang pertama menyatakan bahwa faktor psikologislah yang mempengaruhi tindakan individu. pernyataan ini dikemukakan oleh McDougall seorang Psikolog. Dan pemikiran kedua menyatakan bahwa tindakan individu didasarkan pada faktor situasional. Pernyataan ini dikemukakan oleh Edward Ross seorang sosiolog. Pernyataan yang dikemukakan oleh Edward mulai populer di negri Paman Sam sehingga memporak-porandakan dalil-dalil McDougall.

Pemikiran kedua tokoh tersebut mendapatkan sorotan tajam sehingga pernyataan mereka digunakan untuk membahas faktor-faktor yang melatar belakangi tindakan dan perilaku individu. Dalam makalah ini kami akan membahas faktor-faktor yang berasal dari dalam individu (faktor personal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar individu (faktor situasional) yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal.

II.                Rumusan masalah

1.      Apakah yang dimaksud faktor personal?
2.      Apakah yang dimaksud faktor situasisonal?

AYAT-AYAT TENTANG KEWAJIBAN DAKWAH

I.                   PENDAHULUAN
Secara theologis, dakwah merupakan bagian dari tugas suci umat islam, secara sosiologis, kegiatan dakwah apapun mebtuk dan konteksnya akan dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka menumbuhkan dan mewujudkan ke ahlian individual dan ke ahlian sosial, yaitu pribadi yang memiliki kasih sayang terhadap sesamanya dan mewujudkan tatanan masyarakat marhamah yang dilandasi kebenaran tauhid, persamaan derajat, semangat persaudaraan, kesasaran akan arti penting kesejahteraan bersama, dan penegakan keadilan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Dakwah secara bahasa berarti seruan panggilan, undangan atau doa sedangkan secara istilah sesuai dengan yang diungkapkan dalam QS An-Nahl 125. Yaitu mengajak manusia kepada jalan allah secara menyeruluh, baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar muslim dalam mewujudkan nilai-nilai ajaran islam dalam realitas kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dalam semua segi kehidupan secara komprehensip sehingga terwujud khoirul ummah.
Dengan adanya pengertian diatas, maka jelaslah bahwa kegiatan dakwah baik hanya dilakukan oleh para ulama, melainkan kegiatan dakwah wajib bagi manusia yang ada dibumi. Maka dari itu, pemakalah akan sedikit menupas tentang ayat-ayat Al-Quran tentang kewajiban dakwah.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana tafsir surat As-shaf ayat 2 dan 3?
B.     Bagaiaman tafsir surat Al-baqarah ayat 44?