I.
PENDAHULUAN
Agama
tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran
manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang
disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Ajaran islam
adalah ajaran yang bersumber dari dari Allah swt. Oleh karena itu, al-qur’an
sebagai sumber utama ajaran islam memiliki kebenaran mutlak. Kebanyakan manusia
hanya sebatas mengakui kebenaran itu, namun mereka tidak ingin atau belum
memiliki kebenaran untuk mengaplikasikan al-qur’an itu dalam seluruh aspek ilmu
pengetahuan dan kehidupan. Seolah-olah antara agama, sains dan kehidupan
terpisah adanya. Hal inilah yang menjadi sebab utama manusia mengalami
kegagalan dalam mengulangi dan mencari berbagai solusi terhadap ujian dan
persoalan kehidupan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
konsep dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah?
2. Apa
penyebab perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana
cara mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?
III.
PEMBAHASAN
1.
Konsep
dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah
Perilaku bermasalah merupakan
tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah yaitu apa yang diinginkan tidak
terjadi sedangkan yang tidak diinginkan malah terjadi. Seperti halnya pemarah,
pendendam, takabur, riya’, dengki dan sebagainya. Telah kita ketahui fitrah
manusia itu ada 4 yaitu fitrah iman, jasmani, rohani dan nafs. Ketika terjadi
perilaku bermasalah, maka fitrah iman inilah yang tidak berkembang dan
berfungsi baik. Dalam perspektif psikologi dakwah, M.H.Arifin berpendapat bahwa
ada 3 dimensi yang membentuk corak kepribadian yang menjadi konsep perilaku
bermasalah atau tidaknya pribadi seseorang yaitu kondisi ragawi, kualitas
kejiwaan dan situasi linkungan.
Dalam pandangan
agama, manusia dikatakan mempunyai perilaku yang bermasalah tatkala manusia
melakukan sebuah aktivitas yang bertentangan atau tidak sesuai dengan
nilai-nilai agama tersebut yang telah menjadi pegangan hidup. Manusia memberi
sifat pada suatu aktifitas dengan baik dan buruk berdasarkan manfaat atau
bahaya yang menimpanya sebagai akibat dari perbuatannya adalah sifat yang tidak
benar dan tidak tetap, karena sifat itu datang dari manusia. Sedangkan manusia itu tempat
perbedaan, perselisihan, pertentangan dan terpengaruholeh lingkungan.Akal
manusia yang tidak mampu berbagai akibat sebelum terjadinya akibat-akibat itu.
Maka sifat hakiki bagi aktivitas bahwasanya pekerjaan itu baik atau buruk itu
tidak datang dari manusia dan tidak pula datang dari pekerjaan itu sendiri.
Membunuh adalah satu pekerjaan, kalau dilakukan seorang muslim bisa kmenjadi
baik apabila pembunuhan itu membunuh orang yang memerangi, dan bisa menjadi
buruk apabila membunuh penduduk warga Negara atau membunuh kafir Mu’ahad. Maka
menyifati pekerjaan dengan baik dan burukitu tidak datang dari zat pekerjaan
itu dan tidak pula datang dari manusia. Sifat itu hanya datang dari
faktor-faktor di luar manusia, dan faktor-faktor ini bersandar pada sudut
pandang tentang kehidupan. Yaitu akidah atau keyakinan yang dipeluk oleh
manusia, dan pemikiran-pemikiran juga sistem-sistem yang memancar dari akidah.
Sedangkan menurut agama Islam
perilaku bermasalah manusia mempunyai standar yang rinci untuk sesuatu yang
baik dan buruk. Aktivitas apabila terdiri dari sesuatu yang diridhai Alloh,
yaitu dengan menta’ati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya,
maka aktivitas itu baik. Dan apabila aktivitas iti dari hal yang dimurkai
Alloh, yaitu karena menyalahi perintah-perintah-Nya serta melaksanakan
larangan-larangan-Nya, maka aktivitas tersebut dianggap buruk atau bermasalah.
Jadi, baik-menurut orang muslim- adalah sesuatu yang diridhai Alloh. Sedangkan
buruk adalah sesuatu yang dimurkai Alloh SWT. Shalat, jihad dan mengemban
dakwah adalah baik karena diridhoi Alloh, sedangkan riba, zina adalah buruk
karena dimurkai Alloh tanpa memandang manfaat atau bahaya yang menimpa manusia
dalam kehidupan dunia sebagai akibat dari perbuatannya. Kemudian kehidupan
akhirat, yaitu tempat kenikmatan yang abadi di syurga, atau adzab yang sangat
menyakitkan di neraka, sebagai balasan dari apa yang telah dikerjakan manusia
dari perbuatan baik atau buruk. Alloh SWT berfirman :” Maka siapa saja yang mengerjakan
kebajikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan
siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula.” ( Qs. Al-Zalzalah:7-8).
2.
Penyebab
perilaku bermasalah menurut pandangan Islam
Adapun penyebab manusia bermasalah menurut Islam adalah:
a.
Hati yang sakit (qalbun Maridh)
Orang yang menderita Qalbun maridh akan sulit menilai secara
jujur apapun yang tampak didepannya. Misalnya melihat orang sukses, timbul di
hatinya iri dengki, melihhat orang lain memperoleh rezeki timbul resah,
gelisah, dan bisa juga benci dihatinya.[1]
b. Kurangnya iman dan ketakwaan
Manusia yang kurang iman dan ketakwaannya kepada Allah,
akan memiliki masalah dalam hidupnya. Kehidupan manusia di dunia ini akan
selalu mengalami perubahan, baik yang berbentuk positif dan juga yang negatif.
Apabila manusia tidak mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
hidupnya, maka hal ini akan menjadi masalah pada dirinya. Contohnya saja
manusia yang tiba-tiba mengalami krisis keuangan atau mengalami kebangkrutan,
maka ia akan bisa menjadi stres, mengeluh atau mengupat kepada Allah, dan gila
yang disebabkan karena kurangnya keimanan dalam dirinya sehingga ia tidak mampu
enerima keadaannya tersebut
c.
Selalu mengikuti
hawa nafsu
Manusia yang selalu mengikuti hawa nafsu juga menyebabkan
dirinya bermasalah, karena memperturutkan hawa nafsu ini adalah perbutan yang
tidak baik.orang yang selalu mengikuti hawa nafsu ini akan mengalahkan akal dan
hatinya, sehingga ia akan melakukan apa saja tanpa memikirkan terlebih dahulu
baikburuknya perbuatan tu.
d. Tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan
Manusiayang tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan ini juga
bisa menjadi permaslahan dalam hidupnya. Orang yang memanfaatkan ilmu akan
berbeda kehidupannya dengan orang yang tidak memanfaatkan ilmu.misalnya saja
dalam mengelola rumah tangga yang baik, apabila seseorang tidak memanfaatkan
atau tidak memiliki ilmu tentang itu, maka rumah tangganya bisa berantakan atau
tidak terkelola dengan baik, dan hal tersebut akan menjadi sebuah masalah dalam
hidup seseorang.
e.
Pengaruh
lingkungan
Pengaruh lingkungan juga dapat menyebabkan manusia
bermasalah pada dirinya. Misalnya masyarakat dalam sebuah lingkungan hanya
membiarkan anak-anaknya bergaul sesuka mereka, maka seorang anak akan merasa
bebas melakukan apa saja yang diinginkannya, yang cenderung berbuat ke arah
negatif, maka hal tersebut akan menjadi sebuah permaslahan dalam hidup
seseorang.
f.
Jarang beramal
shaleh
Orang yang jarang beramal shaleh atau melakukan perbuatan
yang baik akan menyebabkan dirinya bermasalah. Orang yang jarang beramal shaleh
atau berbuat baik ini akan memiliki hati yang tidak tenang dan tentram.[2]
3.
cara
mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam
Adapun solusi yang dapat diberikan untuk menghadapi
dinamika kehidupan yaitu:
a. Memperbaharui iman
Iman adalah makrifat dengan hati, pengakuan dengan lidah,
dan tindakan dengan anggota-anggota badan (dengan kata lain; diyakini dalam
hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan). Apabila iman
dalam diri sudah kokoh, maka segala ujian yang diberikan Allah akan bisa kita
terima dengan lapang dada. Untuk memperbaharui iman dapat dilakukan dengan
mempelajari ayat-ayat al-qur’an atau hadits atau seorang konselor memberikan
dalil-dalil yang sesuai dengan permasalahan kliennya.
b. Membacakan ayat-ayat Allah
Yang di maksud membacakan ayat-ayat Allah ialah membacakan
beberapa ayat dari Al-qur’an, surat-surat tertentu yang ada hubungannya dengan
permasalahn, gangguan atau penyakit sedang dihadapi oleh seseorang, atau dapat
juga berarti membacakan al-quran secara utuh.
Fungsi dan
tujuan membaca ayat-ayat al-qur’an itu adalah dalam rangka sebagai berikut:
1) Pemberian nasehat
Pembacaan
ayat-ayat, surat al-qur’an dalam rangka pemberian wajengan, bimbingan dan
nasehat tentang berbagai macam masalah yang ada hubungannya dengan Allah,
manusia, problemtika dan lingkungannya.
Cara
pemberian nasehat disini dengan bijaksana, penuh kasih sayang, ketauladanan dan
bukan mengandung perdebatan.
2) Tindakan pencegahan dan perlindungan
Pembacaan ayat-ayat al-qur’an juga
berfungsi sebagai pencegahan dan perlindungan, yakni sebagai permohonan (do’a)
agar senantiasa dapat terhindar dan terlindung dari suatu akibat hadirnya
musibah, bencana, atau ujian yang berat. Yang mana hal itu dapat mengganggu
keutuhan dari eksistensi kejiwaan (mental). Karena dalam kehidupan nyata
sehari-hari tidak sedikit orang menjadi stres, depresi, dan frustrasi, bahkan
menjadi hilang ingatan. Karena keimanan dalam dada tidak kokoh, mental sangat
rapuh, dan lingkungan jauh dari perlindungan Allah dan orang-orang shaleh.
3) Tindakan pengobatan atau penyembuhan
Fungsi dan tujuan yang lain dari
pembacaan ayat al-qur’an adalah memberikan penyembuhan atau pengobatan terhadap
penyakit kejiwaan (mental) bahkan dapat juga untuk penyakit spritual dan fisik.
c. Penyucian diri
Yang
di maksud dengan penyucian diri (tazkiah) ialah suatu upaya untuk menghilangkan
atau melenyapkan segala yang kotor dan najis yang terdapat dalam diri seorang.
Adapun
tindakan terapi dengan penyucian jiwa dengan memberikan bimbingan kepada
pemahaman dan pengamalan tentang:
1) Ilmu tauhid
Yaitu
suatu ilmu yang membahas tentang kemaha-esaan Allah, bik keesaan pada
perbuatan-perbuatan-Nya, nama-nama-Nya, sifat-sifatn-Nya dan dzat-Nya.
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَاتَعْمَلُونَ
“dan Allahlah yang telah menciptakan kamu
semua dan apa-apa yang kamu lakukan” (ash-shaaffaat, 96)
2) Melakukan pertaubatan
Firman
Allah SWT:
الْمُفْلِحِينَ مِنَ يَكُونَ أَنْ
فَعَسَىٰ صَالِحًا وَعَمِلَ وَآمَنَ تَابَ مَنْ فَأَمَّا
“Adapun orang-orang
yang telah bertaubat dan telah beriman serta mengerjakan perbuatann yang
shalih, maka semoga ia termasuk orang-orang yang memperoleh kemenangan”.
(Al-Qashshash, 67)
Dalam hal ini para ahli ushul di kalangan Ahlisunnah
mengatakan , bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi, agar pertaubatan tsb
sah, yakni (1) menyesali pelanggaran yang telah dilakukan (2) meninggalkan
secara langsung penyelewengan (3) dan dengan mantap seseorang memutuskan tidak
kembali pada kemaksiatan yang sama.
d. Pengajaran Al-quran dan Al-hikmah
Firman
Allah:
وَالْحِكْمَةَ الْكِتَابَ وَيُعَلِّمُهُمُ
“…
dan ia Muhammad mengjarkan kepada mereka Al-kitab dan Al-hikmah”. (Al-jumu’ah,
2)
Al-quran ialah firman Allah yang di turunkan
kepada Rasulullah SAW. melalui malaikat Jibril AS. Alquran sumber dan pedoman
bagi manusia untukmembangun kehidupan yang hidup di permukaan bumi dan di
langit, di duia hingga akhirat.
Al-hikmah ialah suatu ilmu yang
membahas tentang hakikat segala sesuatu yang terdapat pada yang wujud (yang
ada), Ibnu ‘Abbas telah menafsirkan al-Hikmah dalam al-quran adalah dengan
pengajaran tentang halal dan haram.[3]
IV.
KESIMPULAN
Dari
penjelasan di atas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Perilaku bermasalah merupakan
tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah yaitu apa yang diinginkan tidak
terjadi sedangkan yang tidak diinginkan malah terjadi. Seperti halnya pemarah,
pendendam, takabur, riya’, dengki dan sebagainya. Telah kita ketahui fitrah
manusia itu ada 4 yaitu fitrah iman, jasmani, rohani dan nafs.
2. penyebab manusia bermasalah menurut Islam adalah:
a. hati yang sakit (qalbun Maridh)
b. Kurangnya iman dan ketakwaan
c. Selalu mengikuti hawa nafsu
d. Tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan
e. Pengaruh lingkungan
f. Jarang beramal shaleh
3. solusi yang dapat diberikan untuk menghadapi dinamika
kehidupan yaitu:
a. Memperbaharui iman
b. Membacakan ayat-ayat Allah
Fungsi
dan tujuan
Fungsi dan
tujuan membaca ayat-ayat al-qur’an itu adalah dalam rangka sebagai berikut:
1) Pemberian nasehat
2) Tindakan pencegahan dan perlindungan
3) Tindakan pengobatan atau penyembuhan
c. Penyucian diri
Adapun tindakan terapi dengan
penyucian jiwa dengan memberikan bimbingan kepada pemahaman dan pengamalan
tentang:
1) Ilmu tauhid
2) Melakukan pertaubatan
d. Pengajaran Al-quran dan Al-hikmah
DAFTAR
PUSTAKA
Adz-dzakary, Hamdani
bakran. konseling dan psikoterapi islam.
Yogyakarta: fajar Pustaka Baru. 2004
Erhamwilda. Konseling Islami. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009
http://flachaniago.blogspot.co.id/2014/04/dinamika-kehidupan-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar