Rabu, 11 Mei 2016

KONSEP DASAR ISLAM DALAM MEMANDANG PERILAKU BERMASALAH

I.                   PENDAHULUAN
Agama tampaknya memang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber dari dari Allah swt. Oleh karena itu, al-qur’an sebagai sumber utama ajaran islam memiliki kebenaran mutlak. Kebanyakan manusia hanya sebatas mengakui kebenaran itu, namun mereka tidak ingin atau belum memiliki kebenaran untuk mengaplikasikan al-qur’an itu dalam seluruh aspek ilmu pengetahuan dan kehidupan. Seolah-olah antara agama, sains dan kehidupan terpisah adanya. Hal inilah yang menjadi sebab utama manusia mengalami kegagalan dalam mengulangi dan mencari berbagai solusi terhadap ujian dan persoalan kehidupan.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah?
2.      Apa penyebab perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?
3.      Bagaimana cara mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam?



III.             PEMBAHASAN
1.      Konsep dasar Islam dalam memandang perilaku bermasalah
Perilaku bermasalah merupakan tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah yaitu apa yang diinginkan tidak terjadi sedangkan yang tidak diinginkan malah terjadi. Seperti halnya pemarah, pendendam, takabur, riya’, dengki dan sebagainya. Telah kita ketahui fitrah manusia itu ada 4 yaitu fitrah iman, jasmani, rohani dan nafs. Ketika terjadi perilaku bermasalah, maka fitrah iman inilah yang tidak berkembang dan berfungsi baik. Dalam perspektif psikologi dakwah, M.H.Arifin berpendapat bahwa ada 3 dimensi yang membentuk corak kepribadian yang menjadi konsep perilaku bermasalah atau tidaknya pribadi seseorang yaitu kondisi ragawi, kualitas kejiwaan dan situasi linkungan.
Dalam pandangan agama, manusia dikatakan mempunyai perilaku yang bermasalah tatkala manusia melakukan sebuah aktivitas yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai agama tersebut yang telah menjadi pegangan hidup. Manusia memberi sifat pada suatu aktifitas dengan baik dan buruk berdasarkan manfaat atau bahaya yang menimpanya sebagai akibat dari perbuatannya adalah sifat yang tidak benar dan tidak tetap, karena sifat itu datang dari manusia. Sedangkan manusia itu tempat perbedaan, perselisihan, pertentangan dan terpengaruholeh lingkungan.Akal manusia yang tidak mampu berbagai akibat sebelum terjadinya akibat-akibat itu. Maka sifat hakiki bagi aktivitas bahwasanya pekerjaan itu baik atau buruk itu tidak datang dari manusia dan tidak pula datang dari pekerjaan itu sendiri. Membunuh adalah satu pekerjaan, kalau dilakukan seorang muslim bisa kmenjadi baik apabila pembunuhan itu membunuh orang yang memerangi, dan bisa menjadi buruk apabila membunuh penduduk warga Negara atau membunuh kafir Mu’ahad. Maka menyifati pekerjaan dengan baik dan burukitu tidak datang dari zat pekerjaan itu dan tidak pula datang dari manusia. Sifat itu hanya datang dari faktor-faktor di luar manusia, dan faktor-faktor ini bersandar pada sudut pandang tentang kehidupan. Yaitu akidah atau keyakinan yang dipeluk oleh manusia, dan pemikiran-pemikiran juga sistem-sistem yang memancar dari akidah.
Sedangkan menurut agama Islam perilaku bermasalah manusia mempunyai standar yang rinci untuk sesuatu yang baik dan buruk. Aktivitas apabila terdiri dari sesuatu yang diridhai Alloh, yaitu dengan menta’ati perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, maka aktivitas itu baik. Dan apabila aktivitas iti dari hal yang dimurkai Alloh, yaitu karena menyalahi perintah-perintah-Nya serta melaksanakan larangan-larangan-Nya, maka aktivitas tersebut dianggap buruk atau bermasalah. Jadi, baik-menurut orang muslim- adalah sesuatu yang diridhai Alloh. Sedangkan buruk adalah sesuatu yang dimurkai Alloh SWT. Shalat, jihad dan mengemban dakwah adalah baik karena diridhoi Alloh, sedangkan riba, zina adalah buruk karena dimurkai Alloh tanpa memandang manfaat atau bahaya yang menimpa manusia dalam kehidupan dunia sebagai akibat dari perbuatannya. Kemudian kehidupan akhirat, yaitu tempat kenikmatan yang abadi di syurga, atau adzab yang sangat menyakitkan di neraka, sebagai balasan dari apa yang telah dikerjakan manusia dari perbuatan baik atau buruk. Alloh SWT berfirman :” Maka siapa saja yang mengerjakan kebajikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” ( Qs. Al-Zalzalah:7-8).

2.      Penyebab perilaku bermasalah menurut pandangan Islam
Adapun penyebab manusia bermasalah menurut Islam adalah:
a.        Hati yang sakit (qalbun Maridh)
Orang yang menderita Qalbun maridh akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak didepannya. Misalnya melihat orang sukses, timbul di hatinya iri dengki, melihhat orang lain memperoleh rezeki timbul resah, gelisah, dan bisa juga benci dihatinya.[1]
b.       Kurangnya iman dan ketakwaan
Manusia yang kurang iman dan ketakwaannya kepada Allah, akan memiliki masalah dalam hidupnya. Kehidupan manusia di dunia ini akan selalu mengalami perubahan, baik yang berbentuk positif dan juga yang negatif. Apabila manusia tidak mampu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya, maka hal ini akan menjadi masalah pada dirinya. Contohnya saja manusia yang tiba-tiba mengalami krisis keuangan atau mengalami kebangkrutan, maka ia akan bisa menjadi stres, mengeluh atau mengupat kepada Allah, dan gila yang disebabkan karena kurangnya keimanan dalam dirinya sehingga ia tidak mampu enerima keadaannya tersebut
c.        Selalu mengikuti hawa nafsu
Manusia yang selalu mengikuti hawa nafsu juga menyebabkan dirinya bermasalah, karena memperturutkan hawa nafsu ini adalah perbutan yang tidak baik.orang yang selalu mengikuti hawa nafsu ini akan mengalahkan akal dan hatinya, sehingga ia akan melakukan apa saja tanpa memikirkan terlebih dahulu baikburuknya perbuatan tu.

d.       Tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan
Manusiayang tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan ini juga bisa menjadi permaslahan dalam hidupnya. Orang yang memanfaatkan ilmu akan berbeda kehidupannya dengan orang yang tidak memanfaatkan ilmu.misalnya saja dalam mengelola rumah tangga yang baik, apabila seseorang tidak memanfaatkan atau tidak memiliki ilmu tentang itu, maka rumah tangganya bisa berantakan atau tidak terkelola dengan baik, dan hal tersebut akan menjadi sebuah masalah dalam hidup seseorang.
e.        Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan juga dapat menyebabkan manusia bermasalah pada dirinya. Misalnya masyarakat dalam sebuah lingkungan hanya membiarkan anak-anaknya bergaul sesuka mereka, maka seorang anak akan merasa bebas melakukan apa saja yang diinginkannya, yang cenderung berbuat ke arah negatif, maka hal tersebut akan menjadi sebuah permaslahan dalam hidup seseorang.
f.        Jarang beramal shaleh
Orang yang jarang beramal shaleh atau melakukan perbuatan yang baik akan menyebabkan dirinya bermasalah. Orang yang jarang beramal shaleh atau berbuat baik ini akan memiliki hati yang tidak tenang dan tentram.[2]

3.      cara mengatasi perilaku bermasalah menurut pandangan Islam
Adapun solusi yang dapat diberikan untuk menghadapi dinamika kehidupan yaitu:
a.       Memperbaharui iman
Iman adalah makrifat dengan hati, pengakuan dengan lidah, dan tindakan dengan anggota-anggota badan (dengan kata lain; diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan). Apabila iman dalam diri sudah kokoh, maka segala ujian yang diberikan Allah akan bisa kita terima dengan lapang dada. Untuk memperbaharui iman dapat dilakukan dengan mempelajari ayat-ayat al-qur’an atau hadits atau seorang konselor memberikan dalil-dalil yang sesuai dengan permasalahan kliennya.
b.      Membacakan ayat-ayat Allah
Yang di maksud membacakan ayat-ayat Allah ialah membacakan beberapa ayat dari Al-qur’an, surat-surat tertentu yang ada hubungannya dengan permasalahn, gangguan atau penyakit sedang dihadapi oleh seseorang, atau dapat juga berarti membacakan al-quran secara utuh.
Fungsi dan tujuan membaca ayat-ayat al-qur’an itu adalah dalam rangka sebagai berikut:
1)      Pemberian nasehat
Pembacaan ayat-ayat, surat al-qur’an dalam rangka pemberian wajengan, bimbingan dan nasehat tentang berbagai macam masalah yang ada hubungannya dengan Allah, manusia, problemtika dan lingkungannya.
Cara pemberian nasehat disini dengan bijaksana, penuh kasih sayang, ketauladanan dan bukan mengandung perdebatan.
2)      Tindakan pencegahan dan perlindungan
Pembacaan ayat-ayat al-qur’an juga berfungsi sebagai pencegahan dan perlindungan, yakni sebagai permohonan (do’a) agar senantiasa dapat terhindar dan terlindung dari suatu akibat hadirnya musibah, bencana, atau ujian yang berat. Yang mana hal itu dapat mengganggu keutuhan dari eksistensi kejiwaan (mental). Karena dalam kehidupan nyata sehari-hari tidak sedikit orang menjadi stres, depresi, dan frustrasi, bahkan menjadi hilang ingatan. Karena keimanan dalam dada tidak kokoh, mental sangat rapuh, dan lingkungan jauh dari perlindungan Allah dan orang-orang shaleh.
3)      Tindakan pengobatan atau penyembuhan
Fungsi dan tujuan yang lain dari pembacaan ayat al-qur’an adalah memberikan penyembuhan atau pengobatan terhadap penyakit kejiwaan (mental) bahkan dapat juga untuk penyakit spritual dan fisik.
c.       Penyucian diri
Yang di maksud dengan penyucian diri (tazkiah) ialah suatu upaya untuk menghilangkan atau melenyapkan segala yang kotor dan najis yang terdapat dalam diri seorang.
Adapun tindakan terapi dengan penyucian jiwa dengan memberikan bimbingan kepada pemahaman dan pengamalan tentang:
1)      Ilmu tauhid
Yaitu suatu ilmu yang membahas tentang kemaha-esaan Allah, bik keesaan pada perbuatan-perbuatan-Nya, nama-nama-Nya, sifat-sifatn-Nya dan dzat-Nya.
   وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَاتَعْمَلُونَ
            “dan Allahlah yang telah menciptakan kamu semua dan apa-apa yang kamu lakukan” (ash-shaaffaat, 96)

2)      Melakukan pertaubatan
Firman Allah SWT:

الْمُفْلِحِينَ مِنَ يَكُونَ أَنْ فَعَسَىٰ صَالِحًا وَعَمِلَ وَآمَنَ تَابَ مَنْ فَأَمَّا

Adapun orang-orang yang telah bertaubat dan telah beriman serta mengerjakan perbuatann yang shalih, maka semoga ia termasuk orang-orang yang memperoleh kemenangan”. (Al-Qashshash, 67)

Dalam hal ini para ahli ushul di kalangan Ahlisunnah mengatakan , bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi, agar pertaubatan tsb sah, yakni (1) menyesali pelanggaran yang telah dilakukan (2) meninggalkan secara langsung penyelewengan (3) dan dengan mantap seseorang memutuskan tidak kembali pada kemaksiatan yang sama.
d.      Pengajaran Al-quran dan Al-hikmah
Firman Allah:
وَالْحِكْمَةَ الْكِتَابَ وَيُعَلِّمُهُمُ

… dan ia Muhammad mengjarkan kepada mereka Al-kitab dan Al-hikmah”. (Al-jumu’ah, 2)

Al-quran ialah firman Allah yang di turunkan kepada Rasulullah SAW. melalui malaikat Jibril AS. Alquran sumber dan pedoman bagi manusia untukmembangun kehidupan yang hidup di permukaan bumi dan di langit, di duia hingga akhirat.
Al-hikmah ialah suatu ilmu yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang terdapat pada yang wujud (yang ada), Ibnu ‘Abbas telah menafsirkan al-Hikmah dalam al-quran adalah dengan pengajaran tentang halal dan haram.[3]

IV.             KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1.      Perilaku bermasalah merupakan tingkah laku seseorang dalam menghadapi masalah yaitu apa yang diinginkan tidak terjadi sedangkan yang tidak diinginkan malah terjadi. Seperti halnya pemarah, pendendam, takabur, riya’, dengki dan sebagainya. Telah kita ketahui fitrah manusia itu ada 4 yaitu fitrah iman, jasmani, rohani dan nafs.
2.      penyebab manusia bermasalah menurut Islam adalah:
a.       hati yang sakit (qalbun Maridh)
b.      Kurangnya iman dan ketakwaan
c.       Selalu mengikuti hawa nafsu
d.      Tidak memanfaatkan ilmu pengetahuan
e.       Pengaruh lingkungan
f.       Jarang beramal shaleh
3.      solusi yang dapat diberikan untuk menghadapi dinamika kehidupan yaitu:
a.       Memperbaharui iman
b.      Membacakan ayat-ayat Allah
Fungsi dan tujuan
Fungsi dan tujuan membaca ayat-ayat al-qur’an itu adalah dalam rangka sebagai berikut:
1)      Pemberian nasehat
2)      Tindakan pencegahan dan perlindungan
3)      Tindakan pengobatan atau penyembuhan
c.       Penyucian diri
Adapun tindakan terapi dengan penyucian jiwa dengan memberikan bimbingan kepada pemahaman dan pengamalan tentang:
1)      Ilmu tauhid
2)      Melakukan pertaubatan
d.      Pengajaran Al-quran dan Al-hikmah 


DAFTAR PUSTAKA


Adz-dzakary, Hamdani bakran. konseling dan psikoterapi islam. Yogyakarta: fajar Pustaka Baru. 2004

Erhamwilda. Konseling Islami. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009

http://flachaniago.blogspot.co.id/2014/04/dinamika-kehidupan-manusia.html



[1] Erhamwilda, Konseling Islami, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h.58
[2] http://flachaniago.blogspot.co.id/2014/04/dinamika-kehidupan-manusia.html
[3] Hamdani bakran adz-dzakary, konseling dan psikoterapi islam, Yogyakarta: fajar pustaka baru, 2004, h.404

Tidak ada komentar:

Posting Komentar