I.
Latar belakang
Setiap manusia di dunia ini
memerlukan adanya komunikasi antara satu dengan yang lain. Manusia diciptakan
oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang berarti memerlukan orang lain. Dengan
demikian, secara tidak langsung satu dengan yang lainnya harus melakukan suatu
komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Suatu komunikasi tersebut tidak akan
terjadi dengan baik jika didalamnya terdapat hambatan-hambatan, baik dari
komunikan, komunikator, ataupun perantara. Komunikasi yang baik terjadi apabila
antara komunikator dengan komunikan memahami isi pesan yang disampaikan atau
diterima dan komunikan memberikan tanggapan (feedback) dari pesan yang telah
disampaikan oleh komunikator. Jika semua itu, berjalan dengan baik maka
komunikasi pun akan berjalan dengan baik pula.
Dalam makalah ini, kami akan
membahas mengenai faktor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhi
Atraksi Imterpersonal. Atraksi Interpersonal dapat mempengaruhi komunikasi
Interpersonal karena atraksi interpersonal dapat berpengaruh pada keefektifan
komunikasi dan penafsiran pesan oleh komunikan.
Dalam psikologi sosial terdapat dua
pendekatan yaitu ada yang menekankan pada faktor psikologis dan ada yang
menekankan pada faktor sosiologis. Faktor psikologis biasa disebut faktor
personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor sosiologis
biasa disebut faktor situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu).
Pada tahun 1908 terdapat dua
pemikiran yang berbeda yaitu pemikiran yang pertama menyatakan bahwa faktor
psikologislah yang mempengaruhi tindakan individu. pernyataan ini dikemukakan
oleh McDougall seorang Psikolog. Dan pemikiran kedua menyatakan bahwa tindakan
individu didasarkan pada faktor situasional. Pernyataan ini dikemukakan oleh
Edward Ross seorang sosiolog. Pernyataan yang dikemukakan oleh Edward mulai
populer di negri Paman Sam sehingga memporak-porandakan dalil-dalil McDougall.
Pemikiran kedua tokoh tersebut
mendapatkan sorotan tajam sehingga pernyataan mereka digunakan untuk membahas
faktor-faktor yang melatar belakangi tindakan dan perilaku individu. Dalam
makalah ini kami akan membahas faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
(faktor personal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar individu (faktor
situasional) yang mempengaruhi Atraksi Interpersonal.
II.
Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud faktor personal?
2. Apakah yang dimaksud faktor
situasisonal?
III.
PEMBAHASAN
Komunikasi antar pribadi didevinisikan
oleh Joseph A. Devito proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua
orang atau diantara kelompok kecil orang-orang, dengan beberapa dan beberapa
umpan balik seketika.pentingnya proses komunikasi antar pribadi ialah karena
prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.
Dialog adalah bentuk
komunikasi antar pribadi
yang menunjukan terjadinya interaksi. Mereka terlibat dalam komunikasi bentuk
ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara
bergantian.[1]
A.
Faktor personal
Mc Dougall menekankan pentingnya
faktor-faktor personal dalam menentukan interaksi interaksi sosial dan
masyarakat. Ross menegaskan utamanya faktor situasional dan sosial dalam
membentuk perilaku individu.
Perspektif yang berpusat pada pesona
mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa sikap, instink,
motif, kepribadian,sitstem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Biologis
Manusia adalah makhluk biologis
yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Ia lapar jika tidak makan selama
duap puluh jam,kucing juga demikian. Ia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan
reproduktifnya begitu pula kerbau. Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahawa
warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur
DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang yang diterima dari
kedua orang tuanya.
2. Sosiopsikologis
Karena manusia makhluk sosial, dari
proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya. Kita dapat mengklasifikasinya kedalam tiga komponen, komponen afektif,komponen kognitf,komponen
konatif. Komponen pertama merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologi, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan
sebelumnya. komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan
apa yang diketahui manusia.
3. Emosi
Emosi menunjukan kegoncangan
organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran,keperilakuan, dan proses
fisiologis. Bila orang yang anda cintai mencemoohkan anda,anda akan bereaksi
secara emosional karena anda mengetahui makna cemoohan itu (kesadaran). Emosi
tidak selau jelek. Emosi memberikan bumbu kepada kehidupan,tanpa emosi hidup
ini kering dan gersang. Paling tidak ada empat fungsi emosi, 1) Emosi adalah
pembangkit energi, 2) Emosi adalah pembawa informasi, 3) Emosi bukan saja
pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan
dalam komunikasi interpersonal, 4) Emosi juga merupakan sumber informasi
tentang keberhasilan kita.
4. Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen
kognitif dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan disini tidak ada hubungannya
dengan hal-hal yang gaib,tetapi hanyalah “keyakinan bahwa sesuatu itu benar
atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas,pengalaman atau intuisi. Jadi
kepercayaan dapat bersifat rasional atau
irasional.
5. Kebiasaan
Komponen konatif dari faktor
sosiopsikologis, seperti telah disebutkan diatas terdiri dari kebiasaan dan
kemauan. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung
secara otomatis tidak direncanakan.kebiasaan merupakan hasil pelaziman yang
berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi
seseorang berkali-kali.
6. Kemauan
Kemauan jarang dibicarakan secara
khusus dalam buku-buku pengantar psikologi. Kemauan erat kaitannya dengan
tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang
merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan.
7. Konsep diri
Konsep diri
adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif,
di tandai dengan 5 hal:
a.
Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
b.
Ia merasa setara dengan orang lain
c.
Ia menerima pujian tanpa rasa malu
d.
Ia menyadari, bahwa bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keiginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
e.
Ia mampu memperbaiki dirinya
B.
Faktor situasional
Delgado pernah melakukan beberapa
eksperimen untuk mengubah kera gibbon yang tenang menjadi agresif dengan
merangsang salah satu bagian otaknya. Ketika dirangsang, seekor monyet
menyerang monyet asing yang tinggal satu kandang, tetapi dengan rangsangan yang
sama ia tidak menunjukan sikap bermusuhan terhadap
kawan betinanya. Reaksi agresif
diungkapakan berlainan pada situasi yang berlainan sehingga Delgado
menyimpulkan bahwa respon otak sangat dipengaruhi oleh “ setting” atau suasana yang melingkupi organisme dan membawa kita
kepada pengaruh situasional terhadap perilaku manusia. Edward G. Sampson
merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut :
1. Faktor Ekologis
Kaum
determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya
hidup dan perilaku. Sebagian pandangan mereka telah diuji dalam berbagai
penelitian, seperti efek temperatur atau tindakan kekerasan,perilaku
interpersonal, dan suasana emosional.
2. Faktor arsitektural
Dewasa
ini telah tumbuh perhatian dikalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan
yang dibuat manusia terhadap perilaku penghuninya. Satu rancanagan arsitektur
dapat mempengaruhi pola komunikasi diantara orang yang hidup dalam naungan
arsitektural tertentu.
3. Faktor Temporal
Telah
banyak diteliti pengaruh waktu terhadap bioritma manusia. Tanpa mengetahui
bioritma sekalipun banyak kegiatan kita yang diatur berdasarkan waktu; makan,
pergi ke sekolah, bekerja, beristirahat, berlibur, beribadat, dan sebagainnya.
Jadi, yaqng mempengaruhi manusia bukan saja dimana mereka berada tetaoi juga
bilaman mereka berada.
4. Suasana perilaku (behavior Settings)
Di masjid orang tidak akan
berteriak keras, seperti dalam pesta orang tidak akan melakukan upacara ibadat.
5. Teknologi
Pengaruh
teknologi terhadap perilaku manusia sudah sering dibicarakan orang. Revolusi
teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. bersamaan
dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi (infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan (psychophere) setiap anggota masyarakat.
6. Sosial
Sistem
peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan
organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata
perilaku manusia. Dalam organisasi, hububgan antara anggota dengan ketua diatur
oleh sistem peranan dan norma-norma kelompok. Besar kecilnya organisasi akan
mempengaruhi jaringan komunikasi dan sistem pengambilan keputusan. Dari segi
komunikasi, teori penyebaran inovasi dsn teori kritik memperlihatkan bagaimana
sistem komunikasi sangatdipengaruhi oleh struktur sosial.
7. Lingkungan psikososial
Persepsi
kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan
mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi kita
lazim disebut sebagai iklim (climate).
Dalam organisasi, iklim psikososial menunjukan persepsi orang tentang kebebasan
individual, ketaatan pengawasan, kemungkinan kemajuan dan tingkat keakraban.[2]
IV.
Kesimpulan
Dari penjelasan
di atas, maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Komunikasi antar pribadi
didevinisikan oleh Joseph A. Devito proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antara dua orang atau diantara kelompok kecil orang-orang, dengan
beberapa dan beberapa umpan balik seketika.pentingnya proses komunikasi antar
pribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.
Factor
personal
Mc Dougall menekankan pentingnya
faktor-faktor personal dalam menentukan interaksi interaksi sosial dan
masyarakat. Ross menegaskan utamanya faktor situasional dan sosial dalam
membentuk perilaku individu. Factor
personal meliputi:
a.
Biologis,
b.
Sosiopsikologis
c.
Emosi
d.
Kepercayaan
e.
Kebiasaan
f.
Kemauan, dan
g.
Konsep diri
Faktor situasional
Pada penjelasan
di atas, Delgado menyimpulkan bahwa respon otak
sangat dipengaruhi oleh “ setting”
atau suasana yang melingkupi organisme dan membawa kita kepada pengaruh
situasional terhadap perilaku manusia.
Factor ini meliputi beberapa hal yaitu:
a.
Ekologis,
b.
Arsitektural
c.
Temporal
d.
Behavior setting
e.
Teknologi
f.
Sosial
g.
psikososial
V.
Penutup
Demikian makalah
yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran sangat kami harapkan. Guna untuk
menjadi bahan acuan pembuatan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Onong
Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat
Komunikasi. PT Citra Aditya Bakti. Bandung: 2003
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung: 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar