TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA
I.
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sifatnya hanya
merupakan bantuan, hal ini sudah diketahui dari pengertian atau definisinya.
Bahwa bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan dari seorang yang ahli (konselor) kepada
orang yang memiliki masalah (klien) untuk membantu mengatasi masalah.
Oleh karena itu, dalam proses bimbingan
konseling agama agar dalam proses bimbingan konseling agama itu lancar, sesuai
dengan rencana, maka dalam proses bimbingan harus mempunyai tujuan. Karena
kalau dalam proses bimbingan konseling agama tidak mempunya tujuan yang ingin
dicapai maka akan lama atau susah dalam membantu masalah klien. Sehingga tujuan
dalam proses bimbingan konseling itu sangat penting. Maka dari itu seorang
konselor harus mengetahui tujuan dari bimbingan itu sendiri. Selain konselor
harus mengetahui tujuan dari bimbingan konseling, konselor juga harus
mengetahui fungsi dari bimbingan konseling agama.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa tujuan bimbingan konseling agama ?
B. Apa fungsi bimbingan konseling agama ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Agama
Tujuan umum atau jangka panjang bimbingan dan konseling agama yaitu membantu
individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Bimbingan dan konseling sifatnya hanya merupakan bantuan. Individu
yang dimaksud adalah orang yang dibimbing atau diberi konseling, baik orang
perorangan maupun kelompok. “Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya” berarti
mewujudkan diri sesuai hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang
selaras perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya
sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial, dan
sebagai makhluk berbudaya. Dalam perjalanan hidupnya manusia manusia bisa tidak
seperti yang dikehendaki, yakni menjadi manusia yang seutuhnya. Dengan kata
lain yang bersangkutan berhadapan dengan masalah (problem), yaitu menghadapi
adanya kesenjangan antara yang seharusnya (ideal) dengan yang
senyatanya. Orang yang menghadapi masalah, lebih-lebih jika berat, maka yang
bersangkutan tidak merasa bahagia. Bimbingan dan konseling agama berusaha
membantu individu agar bisa hidup bahagia, bukan saja di dunia, melainkan juga
di akhirat.[1]
Untuk mencapai tujuan umum tersebut dalam proses bimbingan dan konseling
agama perlu dibangun kemandirian individu sebagai pribadi muslim. Adapun
ciri-ciri pribadi muslim yang diharapkan terbentuk melalui bimbingan dan
konseling agama adalah:
1.
Individu yang mampu mengenali dirinya
sebagai makhluk ciptaan Allah.
2.
Individu menerima keberadaan diri dan
lingkungannyasecara positif dan dinamis.
3.
Individu mampu mengambil keputusan yang
sesuai tuntunan nilai Ilahi dalam eksistensi dirinya sebagai makhluk ciptaan
Allah.
4.
Individu mampu mengarahkan dirinya sesuai
keputusan yang diambilnya.
5.
Individu mampu mengaktualisasikan dirinya
sebagai insan yang tunduk pada aturan Ilahi.[2]
Manakala klien atau yang dibimbing telah bisa menyelesaikan masalah yang
dihadapinya, bimbingn dan konseling agama masih tetap membantunya, yakni dengan
membantu individu dari mengalami kembali menghadapi masalah tersebut dengan
membantu mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki dan mungkin dimiliki
individu. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan khusus bimbingan
konseling agama yaitu:
1.
Membantu individu agar tidak menghadapi
masalah
2.
Membantu individu mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya
3.
Membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang lebih baik agar tetap
baik atau menjadi lebih baik. Sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi
dirinya dan orang lain.
Adapun tujuan konseling dalam Islam menurut Handani Bakran (2004) adalah:
1.
Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan
mental. Jiwa menjadi tenang, damai, bersikap lapang dada, dan mendapatkan pencerahan
taufik dan hidayah Tuhannya.
2.
Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat
memberikan manfaat baik pada dirir sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
kerja maupun lingkungan social dan alam sekitarnya.
3.
Untuk
menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan
berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih
sayang.
4.
Untuk menhasilkan
kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa
keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulisan mematuhi segala
perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya.
5.
Untuk
memnghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat
melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik menanggulangi berbagai
persoalan hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
B.
Fungsi Bimbingan dan Konseling Agama
Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan dan konseling agama
tersebut, dapat dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling agama sebagai
berikut:
1. Fungsi preventif; yaitu membantu individu menjaga atau memecahkan
timbulnya masalah bagi dirinya.
2. Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu memecahkan masalah
yang sedang dihadapi atau dialaminya
3. Fungsi Preservatif; yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan
kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi baik
(terpecahkan) kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah kembali).
4. Fungsi developmental atau pembangunan; yaitu membantu individu memelihara
dan menegembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau
menjadi lebih baik, sehingga tiak memungkinkannya menjadi sebab munculnya
masalah baginya.[3]
Hamdani Bakran (2004), mengemukakan fungsi
konseling secara tradisional digolongkan kepada tiga fungsi, yaitu sebagai
berikut:
1.
Remedial atau
rehabilitatif
Secara historis konseling
lebih banyak memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat
dipengaruhi oleh psikologi klinik dan psikitri. Peranan remedial berfokus pada
masalah; a) penyesuaian diri. b) menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi.
c) mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
2.
Fungsi educative
(pengembangan)
Fungs ini berfokus pada
masalah; a) membantu meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dalam kehidupan. b)
mengidentifiksdi dsn memecahkan masalah-masalah hidup. c) membantu meningkatkan
kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan. d) untuk keperluan jangka
pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi
lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan ketrampilan komunikasi antar
pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan sebainya.
3.
Fungsi prefentif
(pencegahan)
Fungsi ini membantu individu
agar agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami
masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi
pengembangan strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk
mencoba mengantisipasi dan mengelakkan resiko-resiko hidup yang tidak perlu
terjadi.
Islam memberikan bimbingan
kepada individu agar dapat kembali kepada bimbigngan Al-Q’uran dan As-Sunnah.
Islam mengararahkan individu agar dapat mengerti apa arti ujian dan musonah
dalam hidup. Kegelisahan, ketakutan dan kecemasan merupakan bunga kehidupan
yang harus dapat ditanggulangi oleh setiap individu dengan pertolongan-Nya,
melalui orang-orang ahli:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ
مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمَوَالِ وَالْأنْفُسِ وَ
الثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ (
)
( ) اَلَّذِيْنَ إِذَا
أَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا ِللهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ
صَلَوَاتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَ رَحْمَةٌ وَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ ( )
“
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155) (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa
innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al-Baqarah: 156) Mereka itulah yang
mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157)
IV.
KESIMPULAN
Bimbingan Konseling Agama (Islam) merupakan
proses bimbingan terhadap individu agar mampu hidup selaras yang berlandaskan
Al-Qur’an dan As Sunnah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Dalam proses bimbingan konseling agama itu sangat penting adanya
ditetapkan fungsi dan tujuan, karena seorang konselor itu harus mengetahui
fungsi dan tujuan dari bimbingan konseling agama itu sendiri.
Oleh karena itu, seorang konselor dalam melakukan
proses bimbingan konseling agama, diharapkan agar dalam proses bimbingan
konseling agama itu dapat berjalan lancar.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Erhamwilda.
2009. Konseling Islami. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Musnamar,
Tohari, dkk. 1992. Dasar-Dasar Konseptual
Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta: UII Press.
Hamdani Bakran,
Adz-Dzaky. 2004. Konseling dan psikoterapi Islam. Yogyakarta: Al-Manar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar