Rabu, 11 Mei 2016

GENDER ANALYSIS TOOL

GENDER ANALYSIS TOOL

I.                   PENDAHULUAN
Pengarus utamaan Gender adalah suatu strategi yang di tempuh untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
 
Dalam menerapkan strategi tersebut diperlukan suatu alat (tools) yang menjadi dasar dari setiap proses pengarusutamaan gender baik dalam aspek kebijakan, program dan kegiatan yang akan dikembangkan atau dilaksanakan. Alat tersebut adalah analisis gender yang variatif namun kesemuanya dimulai dengan penyediaan data dan fakta serta informasi tentang gender. Ada banyak model yang sering digunakan tetapi, dalam makalah ini akan dibahas 4 model alat analisis gender yaitu teknik Harvard, teknik Moser, teknik GAP dan Teknik Longwe.
Dengan Analisis Gender diharapkan kesenjangan gender dapat di identifikasi dan di analisis sehingga dapat di temukan factor-faktor penyebabnya serta langkah-langkah pemecahan masalahnya secara tepat.
II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Gender Analisis Tool?
2.      Bagaimana Teknik-teknik Analisis Tool?
3.      Mengapa Teknik Analisis Gender perlu?



III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gender Analisis Tool
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Dan supaya jawaban menunjukan realitas maka jawaban di cari dari kenyataan hidup dalam masyarakat.[1]
B.     Teknik-teknik Analisis Gender
Teknik analisis gender adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari usaha untuk mengetahui latar belakang dan sebab-sebab terjadinya kesenjangan sampai pada upaya pemecahan masalah dan menyampaikan cara/langkah tindak untuk menghilangkan atau mengurangi adanya kesenjangan dan dalam rangka mencapai persamaan kedudukan dan peranan laki-laki dan perempuan.
Penggunaan teknik analisis gender ini harus disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Seperti pendekatan Harvard, pendekatan Moser, pendekatan GAP, pendekatan Longwe, dll.[2]
Berikut adalak teknik-teknik analisis gender antara lain:
1.      Teknik Analisis Harvard
Analisis Harvard, dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development, bekerja sama dengan Kantor Women In Development (WID)-USAID. Teknik ini sering di sebut sebagai Gender Framework Analisis (GFA), yaitu suatu analisis yang di gunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen  dan interelasi satu sama lain, yaitu profil aktifitas, profil akses dan profil kontrol.
Dalam profil aktifitas perlu di lihat interaksi antara perempuan dan proyek-proyek pembangunan, untuk mengetahui apa yang di kerjakan perempuan. Profil akses dan control di dekati dengan mengidentifikasi kegiatan spesifik gender produksi, reproduksi dan perawatan.
a.       Kegunaan
Teknik analisi ini di rancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini tersusun atas tiga unsur pokok yaitu:
1)      Profil aktifitas berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa yang mengerjakan kegiatan didalam rumah tangga dan masyarakat) yang memuat daftar tugas perempuan dan laki-laki (laki-laki melakukan apa?, perempuan melakukan apa?) sehingga memungkinkan untuk di lakukan pengelompokan menurut umur, etnis, kelas sosial tertentu, dimana dan kapan tugas-tugas tersebut dilakukan.
2)      Profil akses (siapa yang punya akses terhadap sumber daya peroduksi termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan, peralatan, pekerja, kapital atau kredit, pendidikan atau pelatihan), yang memuat daftar pertanyaan perempuan; perempuan bisa memperoleh sumberdaya apa?, laki-laki memperolah apa?, perempuan menilkmati apa? Laki-laki menikmati apa?
3)      Profil kontrol (perempuan mengambil keputusan atau mengontrol penggunaan sumberdaya apa? Laki-laki penentu sumber daya apa?) Sumber daya disini adalah sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Manfaat yang diperoleh dari melakukan aktifitas.
Kerangka analisis gender yang dikemukakan oleh Overholt (1985) berfungsi sebagai alat untuk melihat peran gender dalam proyek pembangunan yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan intraksi satu sama lainnya.

2.      Teknik Analisis Moser
Teknik analisis moser adalah Suatu teknis analisis yang membantu perencana dalam peneliti dalam menilai, atau mengevaluasi, dengan menggunakan pendekatan terhadap persoalan perempuan (kesetaraan, keadilan, anti kemiskinan, efisiensi, penguatan atau pemberdayaan), identifikasi terhadap peranan majemuk perempun (reproduksi, produksi, sosial kemasyarakatan serta identifikasi kebutuhan gender prakti – strategis).
Secara singkat, kerangka ini menawarkan pembedaan antara kebutuhan praktis dan strategis dalam perencanaan pemberdayaan komunitas dan berfokus pada beban kerja perempuan. Uniknya, ia tidak berfokus pada kelembaggan tertentu tetapi lebih berfokus pada rumah tangga. Tiga konsep utama dari kerangka ini adalah:
1) Peran lipat tiga perempuan pada tiga atas: kerja reproduksi, kerja produktif dan kerja komunitas. Ini berguna untuk pemetaan pembagian kerja gender dan alokasi kerja.
 2) Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan yang bersifat praktis dan strategis bagi perempuan dan laki-laki. Kebutuhan strategis berelasi dengan kebutuhan transformasi status dan posisi perempuan.
3) Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada kesejahteraan , Kesamaan , anti kemiskinan, effisiensi dan pemberdayaan
a.       Kegunaan
Teknik analisis moser dapat di gunakan untuk memahami lima kriteria analisis (kesetaraan, keadilan, anti kemiskinan, effisiensi, penguatan atau pemberdayaan), sehingga dapat menginterpretasikan pembangunan perempuan sebagai suatu proses yang penting
1)      Melihat proyek pembangunan di dasarkan pada beberapa kriteria: keterlibatan perempuan (reproduksi, produksi, sosial kemasyarakatan), kebutuhan yang di penuhi oleh proyek (kebutuhan praktis dan strategis gender), dan pendekatan kebijakan sosial ekonomi yang mendasar proyek (kesejahteraan, keadilan, anti kemiskinan, efisiensi atau penguatan pemberdayaaan).
2)      Sebagai salah satu alternativ
3)      Untuk membantu perencana atau peneliti dalam menilai atau mengevaluasi, merumuskan usulan dalam tingkat kebijaksanaan program dan proyek.

3.      Teknik Analisis GAP ( Gender Analisis Pathway)
GAP adalah suatu model analisis untuk mengetahui kesenjangan gender dengan melihat aspek, akses, peran, kontrol dan manfaat yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam parogram pembangunan mulai kebijakan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
a.      Kegunaan
Metode GAP dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menetapkan program pembangunan, meningkatkan wawasan pentingnya efektifitas dan efisiensi, serta kelayakan perencanaan pembangunan yang selalu memperhitungkan kepentingan perempuan dan laki-laki.
4.      Teknik Analisis Longwe
Sara Hlupekile Longwe memperkenalkan konsep isu-isu perempuan. Menurut definisinya, isu-isu perempuan adalah mengenai persamaan dengan laki-laki dalam setiap peran sosial dan ekonomi, dan mencakup setiap tingkat persamaan (kesejahteraan, akses, penyadaran, partisipasi, kontrol). Misalnya suatu isu menjadi isu perempuan ketika isu itu dilihat pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan bukan hanya melihat hal-hal yang berkaitan dengan peran gender tradisional perempuan dan peran gender yang distereotipekan jenis kelamin subordinat. Selain itu tingkat pemberdayaan perempuan menurut kerangka ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat dimana sasaran proyek benar-benar mempedulikan pembangunan perempuan berkenaan dengan apakah isu perempuan (sebagaimana didefinisikan di atas berkenaan dengan persamaan perempuan dengan laki-laki) diabaikan atau diakui.
Didesain oleh Sara Hlupekile Longwe, konsultan gender dan pembangunan di Zambia. Metode untuk mengubah sikap, menjelaskan peran pemberdayaan pada proses pembangunan. Memikirkan bagaimana pemberdayaan perempuan dan makna persamaan dalam praktek serta seberapa jauh suatu intervensi akan mendukung pemberdayaan. Pemberdayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang memungkinkan perempuan mengambil tempat yang sama dengan laki-laki, dan terlibat secara sama dalam proses pembangunan untuk mencapai kontrol atas faktor-faktor produksi di atas landasan yang sama dengan laki-laki.
a.      Kegunaan
Kerangka Longwe berfokus langsung pada penciptaan situasi/pengkondisian di mana masalah kesenjangan, diskriminasi dan subordinasi diselesaikan. Longwe menciptakan jalan untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan kesederajatan (equality ) di mana ditunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar-praktis perempuan tidak pernah sama dengan, pemberdayaan maupun sederajat (equal ). Pengambilan keputusan (kontrol) merupakan puncak dari pemberdayaan dan kesederajatan (equality).[3]

C.    Perlunya Teknik Analisis Gender

Dari pengalaman berbagai Negara sejak sepuluh tahun terakhir, telah dapat di simpulkan bahwa teknik analisis gender sangan bermanfaat sebagai alat untuk mengetahui secara tepat, lengkap dan menyeluruh tentang kedudukan pria dan wanita dalam masyarakat serta peranan mereka masing-masing dan bersama-sama dalam pembangunan bangsa.
Teknik analisis gender memungkinkan kita untuk:
1.      Menunjukan peran reproduktif wanita sebagai hal yang penting bagi peran produktif keluarga di samping pentingnya bagi peran ekonomi wanita
2.      Mengungkapkan secara nyata siapa yang melakukan apa, kapan, untuk beberapa lama di dalam rumah tangga dan atu dalam masyarakat (profil aktivitas)
3.      Mengungkapkan secra nyata siapa yang mendapatkan apa (profil akses dan kontrol), jadi siapa yang mampu memanipulasi kehidupan mereka
4.      Mengidentifikasi faktor-faktor sosial budaya yang menghambat atau mendorong kelangsungan hidup dan kehidupan wanita dan pria.[4]


IV.             KESIMPULAN
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan.
Teknik analisis gender adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari usaha untuk mengetahui latar belakang dan sebab-sebab terjadinya kesenjangan sampai pada upaya pemecahan masalah dan menyampaikan cara/langkah tindak untuk menghilangkan atau mengurangi adanya kesenjangan dan dalam rangka mencapai persamaan kedudukan dan peranan laki-laki dan perempuan. Berikut teknik-teknik analisis gender:
a.       Teknik Harvard
b.      Teknik Moser
c.       Teknik GAP
d.      Teknik  Longwe
Teknik analisis gender memungkinkan kita untuk:
5.      Menunjukan peran reproduktif wanita sebagai hal yang penting bagi peran produktif keluarga di samping pentingnya bagi peran ekonomi wanita
6.      Mengungkapkan secara nyata siapa yang melakukan apa, kapan, untuk beberapa lama di dalam rumah tangga dan atu dalam masyarakat (profil aktivitas)
7.      Mengungkapkan secra nyata siapa yang mendapatkan apa (profil akses dan kontrol), jadi siapa yang mampu memanipulasi kehidupan mereka
Mengidentifikasi faktor-faktor sosial budaya yang menghambat atau mendorong kelangsungan hidup dan kehidupan wanita dan pria
  



DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Tri Sakti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. UMM Press: Malang. 2006
Puspitawati, Herien. Makalah Seminar; Analisis Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu Keluarga
Ihromi, T.O. Kajian Wanita dalam Pembangunan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. 1995





[1] Dra. Tri Sakti Handayani, M.Si., Konsep dan Teknik Penelitian Gender, hlm: 74
[2] Dr.Ir.Herien Puspitawati, Makalah Seminar; Analisis Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu Keluarga, hlm: 3
[4] T.O. Ihromi, Kajian Wanita dalam Pembangunan, hlm: 173

Tidak ada komentar:

Posting Komentar