GENDER ANALYSIS TOOL
I.
PENDAHULUAN
Pengarus utamaan Gender adalah suatu
strategi yang di tempuh untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui
kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan
permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan.
Dalam
menerapkan strategi tersebut diperlukan suatu alat (tools) yang menjadi dasar dari setiap proses pengarusutamaan
gender baik dalam aspek kebijakan, program dan kegiatan yang akan dikembangkan
atau dilaksanakan. Alat tersebut adalah analisis gender yang variatif namun
kesemuanya dimulai dengan penyediaan data dan fakta serta informasi tentang
gender. Ada banyak model yang sering digunakan tetapi,
dalam makalah ini akan dibahas 4 model alat analisis gender yaitu teknik
Harvard, teknik Moser, teknik GAP dan Teknik Longwe.
Dengan
Analisis Gender diharapkan kesenjangan gender dapat di identifikasi dan di
analisis sehingga dapat di temukan factor-faktor penyebabnya serta
langkah-langkah pemecahan masalahnya secara tepat.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian Gender Analisis Tool?
2. Bagaimana
Teknik-teknik Analisis Tool?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gender Analisis Tool
Analisis gender adalah proses
menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan
perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran,
dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Dan supaya jawaban menunjukan
realitas maka jawaban di cari dari kenyataan hidup dalam masyarakat.[1]
B.
Teknik-teknik
Analisis Gender
Teknik
analisis gender adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari usaha
untuk mengetahui latar belakang dan sebab-sebab terjadinya kesenjangan sampai
pada upaya pemecahan masalah dan menyampaikan cara/langkah tindak untuk
menghilangkan atau mengurangi adanya kesenjangan dan dalam rangka mencapai
persamaan kedudukan dan peranan laki-laki dan perempuan.
Penggunaan teknik analisis gender ini harus disesuaikan
dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Seperti pendekatan Harvard, pendekatan
Moser, pendekatan GAP, pendekatan Longwe, dll.[2]
Berikut adalak teknik-teknik analisis
gender antara lain:
1. Teknik
Analisis Harvard
Analisis
Harvard, dikembangkan oleh Harvard Institute
for International Development, bekerja sama dengan Kantor Women In Development (WID)-USAID. Teknik
ini sering di sebut sebagai Gender Framework Analisis (GFA), yaitu suatu
analisis yang di gunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok
sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga
komponen dan interelasi satu sama lain,
yaitu profil aktifitas, profil akses dan profil kontrol.
Dalam profil aktifitas perlu di lihat
interaksi antara perempuan dan proyek-proyek pembangunan, untuk mengetahui apa
yang di kerjakan perempuan. Profil akses dan control di dekati dengan
mengidentifikasi kegiatan spesifik gender produksi, reproduksi dan perawatan.
a. Kegunaan
Teknik analisi ini di
rancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok
sosial. Kerangka ini tersusun atas tiga unsur pokok yaitu:
1) Profil
aktifitas berdasarkan pada pembagian kerja gender (siapa yang mengerjakan
kegiatan didalam rumah tangga dan masyarakat) yang memuat daftar tugas
perempuan dan laki-laki (laki-laki melakukan apa?, perempuan melakukan apa?)
sehingga memungkinkan untuk di lakukan pengelompokan menurut umur, etnis, kelas
sosial tertentu, dimana dan kapan tugas-tugas tersebut dilakukan.
2)
Profil akses (siapa yang punya akses terhadap sumber daya
peroduksi termasuk sumberdaya alam seperti tanah, hutan, peralatan, pekerja,
kapital atau kredit, pendidikan atau pelatihan), yang memuat daftar pertanyaan
perempuan; perempuan bisa memperoleh sumberdaya apa?, laki-laki memperolah
apa?, perempuan
menilkmati apa? Laki-laki menikmati apa?
3) Profil kontrol
(perempuan mengambil keputusan atau mengontrol penggunaan sumberdaya apa? Laki-laki penentu sumber daya apa?)
Sumber daya disini adalah sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan
tugas-tugas tersebut. Manfaat yang diperoleh dari melakukan aktifitas.
Kerangka
analisis gender yang dikemukakan oleh Overholt (1985) berfungsi sebagai alat
untuk melihat peran gender dalam proyek pembangunan yang mengutarakan perlunya
tiga komponen dan intraksi satu sama lainnya.
2. Teknik
Analisis Moser
Teknik analisis moser adalah Suatu
teknis analisis yang membantu perencana dalam peneliti dalam menilai, atau
mengevaluasi, dengan menggunakan pendekatan terhadap persoalan perempuan
(kesetaraan, keadilan, anti kemiskinan, efisiensi, penguatan atau
pemberdayaan), identifikasi terhadap peranan majemuk perempun (reproduksi,
produksi, sosial kemasyarakatan serta identifikasi kebutuhan gender prakti –
strategis).
Secara singkat, kerangka ini menawarkan
pembedaan antara kebutuhan praktis dan strategis dalam perencanaan pemberdayaan
komunitas dan berfokus pada beban kerja perempuan. Uniknya, ia tidak berfokus
pada kelembaggan tertentu tetapi lebih berfokus pada rumah tangga. Tiga konsep
utama dari kerangka ini adalah:
1)
Peran lipat tiga perempuan pada tiga atas: kerja reproduksi, kerja produktif
dan kerja komunitas. Ini berguna untuk pemetaan pembagian kerja gender dan
alokasi kerja.
2) Berupaya untuk membedakan antara kebutuhan
yang bersifat praktis dan strategis bagi perempuan dan laki-laki. Kebutuhan
strategis berelasi dengan kebutuhan transformasi status dan posisi perempuan.
3)
Pendekatan analisis kebijakan – dari fokus pada kesejahteraan , Kesamaan , anti
kemiskinan, effisiensi dan pemberdayaan
a. Kegunaan
Teknik analisis moser dapat di gunakan
untuk memahami lima kriteria analisis (kesetaraan, keadilan, anti kemiskinan,
effisiensi, penguatan atau pemberdayaan), sehingga dapat menginterpretasikan
pembangunan perempuan sebagai suatu proses yang penting
1) Melihat
proyek pembangunan di dasarkan pada beberapa kriteria: keterlibatan perempuan
(reproduksi, produksi, sosial kemasyarakatan), kebutuhan yang di penuhi oleh
proyek (kebutuhan praktis dan strategis gender), dan pendekatan kebijakan
sosial ekonomi yang mendasar proyek (kesejahteraan, keadilan, anti kemiskinan,
efisiensi atau penguatan pemberdayaaan).
2) Sebagai
salah satu alternativ
3) Untuk
membantu perencana atau peneliti dalam menilai atau mengevaluasi, merumuskan
usulan dalam tingkat kebijaksanaan program dan proyek.
3. Teknik
Analisis GAP ( Gender Analisis Pathway)
GAP adalah suatu model
analisis untuk mengetahui kesenjangan gender dengan melihat aspek, akses, peran,
kontrol dan manfaat yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam parogram
pembangunan mulai kebijakan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
a. Kegunaan
Metode GAP dapat memberikan sumbangan
pikiran dalam menetapkan program pembangunan, meningkatkan wawasan pentingnya
efektifitas dan efisiensi, serta kelayakan perencanaan pembangunan yang selalu
memperhitungkan kepentingan perempuan dan laki-laki.
4. Teknik
Analisis Longwe
Sara Hlupekile Longwe
memperkenalkan konsep isu-isu perempuan. Menurut definisinya, isu-isu perempuan
adalah mengenai persamaan dengan laki-laki dalam setiap peran sosial dan ekonomi,
dan mencakup setiap tingkat persamaan (kesejahteraan,
akses, penyadaran, partisipasi, kontrol).
Misalnya suatu isu menjadi isu perempuan ketika isu itu dilihat pada hubungan
antara laki-laki dan perempuan, dan bukan
hanya melihat hal-hal yang berkaitan
dengan peran gender tradisional perempuan dan peran gender yang distereotipekan
jenis kelamin subordinat. Selain itu tingkat pemberdayaan perempuan menurut
kerangka ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat dimana sasaran
proyek benar-benar mempedulikan pembangunan
perempuan berkenaan dengan apakah isu
perempuan (sebagaimana didefinisikan di atas berkenaan dengan persamaan
perempuan dengan laki-laki) diabaikan atau diakui.
Didesain oleh Sara
Hlupekile Longwe, konsultan gender dan pembangunan di Zambia. Metode untuk
mengubah sikap, menjelaskan peran
pemberdayaan pada proses
pembangunan. Memikirkan bagaimana
pemberdayaan perempuan dan makna persamaan dalam praktek serta seberapa jauh
suatu intervensi akan mendukung pemberdayaan. Pemberdayaan didefinisikan
sebagai sesuatu yang memungkinkan perempuan mengambil tempat yang sama dengan
laki-laki, dan terlibat secara sama dalam proses pembangunan untuk mencapai
kontrol atas faktor-faktor produksi di atas landasan yang sama dengan
laki-laki.
a. Kegunaan
Kerangka
Longwe berfokus langsung pada penciptaan situasi/pengkondisian di mana masalah
kesenjangan, diskriminasi dan subordinasi diselesaikan. Longwe menciptakan
jalan untuk mencapai tingkat pemberdayaan dan kesederajatan (equality ) di
mana ditunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar-praktis perempuan tidak pernah
sama dengan, pemberdayaan maupun sederajat (equal ).
Pengambilan keputusan (kontrol) merupakan puncak dari pemberdayaan dan
kesederajatan (equality).[3]
C.
Perlunya Teknik Analisis Gender
Dari
pengalaman berbagai Negara sejak sepuluh tahun terakhir, telah dapat di
simpulkan bahwa teknik analisis gender sangan bermanfaat sebagai alat untuk
mengetahui secara tepat, lengkap dan menyeluruh tentang kedudukan pria dan
wanita dalam masyarakat serta peranan mereka masing-masing dan bersama-sama
dalam pembangunan bangsa.
Teknik
analisis gender memungkinkan kita untuk:
1. Menunjukan peran reproduktif wanita
sebagai hal yang penting bagi peran produktif keluarga di samping pentingnya
bagi peran ekonomi wanita
2. Mengungkapkan secara nyata siapa
yang melakukan apa, kapan, untuk beberapa lama di dalam rumah tangga dan atu
dalam masyarakat (profil aktivitas)
3. Mengungkapkan secra nyata siapa yang
mendapatkan apa (profil akses dan kontrol), jadi siapa yang mampu memanipulasi
kehidupan mereka
4. Mengidentifikasi faktor-faktor
sosial budaya yang menghambat atau mendorong kelangsungan hidup dan kehidupan
wanita dan pria.[4]
IV.
KESIMPULAN
Analisis gender adalah proses
menganalisis data dan informasi secara sistematis tentang laki-laki dan
perempuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran,
dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan.
Teknik
analisis gender adalah suatu rangkaian proses kegiatan yang dimulai dari usaha
untuk mengetahui latar belakang dan sebab-sebab terjadinya kesenjangan sampai
pada upaya pemecahan masalah dan menyampaikan cara/langkah tindak untuk
menghilangkan atau mengurangi adanya kesenjangan dan dalam rangka mencapai
persamaan kedudukan dan peranan laki-laki dan perempuan. Berikut teknik-teknik
analisis gender:
a. Teknik Harvard
b. Teknik Moser
c. Teknik GAP
d. Teknik Longwe
Teknik
analisis gender memungkinkan kita untuk:
5. Menunjukan peran reproduktif wanita
sebagai hal yang penting bagi peran produktif keluarga di samping pentingnya
bagi peran ekonomi wanita
6. Mengungkapkan secara nyata siapa
yang melakukan apa, kapan, untuk beberapa lama di dalam rumah tangga dan atu
dalam masyarakat (profil aktivitas)
7. Mengungkapkan secra nyata siapa yang
mendapatkan apa (profil akses dan kontrol), jadi siapa yang mampu memanipulasi
kehidupan mereka
Mengidentifikasi
faktor-faktor sosial budaya yang menghambat atau mendorong kelangsungan hidup
dan kehidupan wanita dan pria
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Tri Sakti. Konsep
dan Teknik Penelitian Gender. UMM Press: Malang. 2006
Puspitawati, Herien.
Makalah Seminar; Analisis Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu Keluarga
Ihromi, T.O. Kajian
Wanita dalam Pembangunan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. 1995
[1] Dra. Tri Sakti Handayani, M.Si., Konsep dan Teknik
Penelitian Gender, hlm: 74
[2] Dr.Ir.Herien Puspitawati, Makalah Seminar; Analisis
Gender Dalam Penelitian Bidang Ilmu Keluarga, hlm: 3
[3] http://njgroupgender.blogspot.com/2013/12/makalah-analisis-gender_7715.html di akses pada hari selasa pukul 16.00 WIB
[4] T.O. Ihromi, Kajian Wanita dalam Pembangunan, hlm: 173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar